|Firstkiss|

596 32 0
                                    

Arin sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya dan juga ayahnya.

Seragamnya pun sudah tertempel di tubuh mungilnya, rambut masih dengan yang sama berkepang dua.

"Anak ayah rajin bangat sih, pagi-pagi udah di dapur!" senang Husman mengusap rambut Arin.

Arin tersenyum hangat ke ayahnya. "Iya dong, Arin kan anak yang rajin," balasnya dengan percaya diri. Husman hanya terkekeh melihat anaknya.

Husman duduk di meja sambil mengamati Arin yang sedang menyiapkan nasi goreng.

"Ini buat ayah, dan ini buat Arin," ujar Arin menaruh sepiring nasi goreng di hadapan Husman.

Arin ikut duduk di bangku, lalu mulai menyantap nasi gorengnya.

Di sisi lain, Raja tengah merengek ingin pergi ke sekolah. Namun di tahan oleh Rara, karena kondisinya belum setabil.

"Ma, Raja pengen sekolah! Raja bosan di rumah!" rengek Raja memelas.

"Kamu gak boleh sekolah dulu, Raja! Badan kamu belum sembuh total!" tolak Mamanya.

Raja cemberut, Raja ngambek!

"Hmmm!"

Rara cekikikan melihat Raja seperti itu. Semalam Raja minta pulang ke rumah karena dirinya tak betah berlama-lama di rumah sakit.

"Ma, Reyna berangkat!" teriak Rey dari pintu kamar Raja.

"Iya sayang, hati-hati!" sahut Rara ikut berteriak.

"Oke!"

"Reyna boleh sekolah, masa Raja gak?!" kesal Raja bersedekap dada tanda semakin merajuk.

"Reyna kan gak kenapa-napa. Kalau kamu sakit," jawab Rara sambil mencubit pipinya.

"Isss!" dengus Raja semakin kesal.

_

Arin tengah duduk di bangkunya sendirian, ia berasa sepi jika tidak ada Raja. Namun, Arin paham kalau Raja masih sakit.

Arin tersenyum kecut sambil mengeluarkan buku novelnya, berkisahkan tentang seorang yang mencintai gadisnya tanpa memandang fisik.

Ia mulai membacanya dengan teliti dan fokus.

Brakk!

Arin tersentak kaget, ia langsung menutup novelnya dan menatap pelaku yang sudah mengebrak meja.

"Ma - Mawar!" pekik Arin saat Mawar mulai mendekat dengan wajah yang susah di tebak.

Arin takut kalau Mawar akan menyakitinya lagi sama seperti dia menyakiti Raja.

"Rin! Keadaan Raja gimana? Apa dia baik-baik aja?!" cerocos Mawar tiba-tiba membuat Arin tercengang tak percaya.

"Heh! Diam aja sih luh! Mau gue tonjok tuh cupu luh!" kesalnya melihat Arin tidak menjawab.

"Eh, Ra - Raja baik kok," jawabnya gugup.

Arin mencoba menenangkan detak jantungnya yang secara tiba berdetak kencang.

"Dia masih di rumah sakit?" tanya Mawar lagi.

Arin terdiam sambil mengedipkan matanya berkali-kali.

" Budek apa gimana lo?!" sentak Mawar menatap tajam Arin.

"Di ru - rumah!" gentak Arin menjawab.

Mawar mengangkat alisnya satu. "Biasa aja cupu!" cibir Mawar mendorong dada Arin hingga terjatuh, setelah itu Mawar berlalu pergi.

Arin berusaha bangun sembari berpegangan meja, ia menatap kesal kepergian Mawar.

RAJAWALI [TAMAT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang