|Lulus|

334 28 0
                                    

Di aula sekolah sedang ramai-ramainya mengumumkan pelulusan bagi kelas 12 Ipa maupun Ips.

Kepala sekolah berdiri di podium dengan pandangam menatap anak muridnya. "Sudah siap buat lulus?!"

"Siap, dong!" jawabnya kompak.

"Kalau gak lulus gimana?" godanya.

"Yahhh, bapak. Tega bangat sih kalau gak di lulusin!" dumel salah satu siswa. Sontak kepala sekolah tertawa renyah mendengarnya.

"Raja takut, Rin!" tubuh Raja gemetar hebat, keringatnya panas dingin.

"Takut kenapa?" tanya Arin bingung.

"Takut gak lulus!"

Arin tertawa kecil, menepuk pundak Raja. "Jangan takut, pasti lulus kok."

Raja terpakau melihat senyum Arin, manis nan juga bikin kangen. Dirinya takut, kalau sampai tidak akan bertemu Arin lagi nanti.

"Arin ...," panggilnya pelan.

Arin menoleh ke Raja. "Iya?"

"Kalau udah lulus, jangan lupain Raja yaa? Mungkin, Raja bakal kangen sama Arin" balas Raja menunduk.

Deg!

Arin membatu setelah mendengar ucapan Raja, otaknya terngiang dengan kejadian yang di mana Raja juga menyukai dirinya.

'Raja juga suka Arin.'

"Hey!" gertak Raja sambil melambaikan tangan di depan wajahnya. Arin bergeleng kepala, kemudian kikuk.

"Ehh, iya!"

"Kok bengong?"

"Gpp."

"SEMUA DIAM!" ucap kepala sekolah dj mikrofont. Semuanya menutup mulutnya, keadaan mendadak sepi.

"BAPAK AKAN MENGUMUMKAN KEJUARAAN TERLEBIH DAHULU. YANG NAMANYA DI SEBUT, HARAP KE DEPAN NANTI!"

"JUARA KETIGA, JATUH KEPADA ... ANANDA RIVALDI!" teriak kepala sekolah membuat semuanya bertepuk tangan.

"JUARA KEDUA, JATUH KEPADA ... ANANDA RAJAWALI MEGANTARA!" lanjutnya. Semua murid nampak melongo yang di sebut oleh kepala sekolah.

Siswa gendut dapat juara?!

Raja tersenyum bangga, akhirnya tidak sia-sia belajar. Langsung saja Raja berdiri dan naik ke atas panggung.

"Kamu hebat, Raja!" teriak Arin tersenyum sambil mengacungkan kedua jempol.

"DAN JUARA PERTAMA, JATUH KEPADA ... ANANDA ARINIARWATI!"

Blamm.

Arin tercengang, namanya di sebut?! Hatinya langaung bersorak bahagia dengan kejuaraan yang ia dapat.

Raja ikut tersenyum. Arin buru-buru naik ke atas panggung di samping Raja. Menunggu menerima penghargaannya.

"Dih, kenapa sih cupu yang dapat sih?!" gerutu Mawar tidak senang. Gilang dan Galang yang mendengarnya sontak menoleh dengan barengan.

"Otak luh terlalu bego!" sindir Gilang enteng.

"Cap, cip, cup kancing sih!" timpal Galang tertawa.

"Bangke!" balas Mawar cemberut.

Kepala sekolah yang di buntuti oleh buk Erni sambil membawa nampan berisi penghargaan.

Kepala sekolah mengambil piala satu persatu untuk mereka dengan bingkisan uang.

"Selamat ya, Arin. Kamu anak yang pintar!" ucap Buk Erni bangga.

Arin tersenyum. "Makasih, buk."

"Tingkatkan prestasimu di kulia nanti!" balas Buk Erni, kemudian turun dari panggung.

Raja menoleh ke samping sambil tersenyum. "Mau kuliah di mana, Rin?"

"Belum tau," jawab Arin bingung.

Kemudian mereka bertiga turun dari atas dengan membawa piala, mendali, dan juga amplop berisi uang.

Arin dan Raja duduk di tempatnya masing-masing, dan kepala sekolah mulai mengumumkan kelulusan.

"JIKA TIDAK ADA YANG LULUS, JANGAN BERSEDIH!"

DEGG

DEGG

GEGG

Begitulah jantung semuanya yang di sana. Jantungnya berdetak kencang menunggu pengumuman.

"Berteleh-teleh bangat sih, Pak! Astagfirullah!" kesal Mawar tak sabaran.

Kepala sekolah menanggapi dengan tawaan renyah. "SEMUANYA LULUS, TIDAK ADA YANG TIDAK LULUS. SELAMAT KEPADA KALIAN SEMUA, BAPAK BANGGA DENGAN HASILNYA."

"ASEKKK!" teriak semuanya kegirangan. Saking girangnya, ada yang bersujud syukur, ada juga yang jumpalitan karena senang.

"Kalian boleh masuk ke ruangan, nanti di kasih rapot dan surat kelulusannya," ujarnya lagi.

Mereka buru-buru masuk, saling dorong mendorong.

_

Arin menatap sebuah amplop memberian tadi. Lumayan buat nambahin ekonomi di rumah, pikirnya.

"Rin!" panggil Raja menepuk pundak Arin.

Arin tersentak kaget dengan kedatangan Raja tiba-tiba. Ia cemberut karenanya.

"Raja, ihh! Arin kaget!" kesal Arin menghentakan kakinya di lantai.

"Hehehe, maaf sayang," goda Raja memainkan alisnya.

"Idihh, si abang gombal!" balas Arin memukul pelan dadanya.

"Gak gombal kok, hehehe."

"Arin mau bicara sama Raja, nanti kita ketemuan di tempat danau yang waktu itu yaa? Arin tunggu," kata Arin menggulum senyumnya.

"Tumben mau ketemu, memangnya ada apa?"

"Nanti aja, Arin kasih tahu."

Arin segera meninggalkan Raja yang terdiam di tempat. Dirinya tak mau menangis di hadapan Raja, karena alasan sebentar lagi dia dan Raja tidak akan bertemu kembali.

"Dia kenapa?"

***

Follow Pena0716

RAJAWALI [TAMAT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang