Begitu istimewa hari kemarin, membuat Raja bersemangat untuk hari ini. Raja tengah bercermin sambil merapikan dasinya.
"Semangat!" seruh Raja menyandang tasnya dan keluar.
"Pagi, Pa, Ma," sapa Raja duduk di samping Reyna.
"Pagi anak mama," balas Rara tersenyum.
"Reyna gak di sapa nih?"
"Enggak," jawabnya enteng sembari mengambil rotinya.
Rio dan Rara terkekeh, pagi-pagi sudah di buat tertawa.
"Kamu cemburu, Rey?" goda Rio memainkan alisnya.
"Isss! Papa nih!" kesal Reyna cemberut.
"Hahaha! Papa hanya bercanda sayang," bujuk Rio mengacak gemas rambut Reyna membuat Reyna semakin jengkel.
_
"Kak Raja udah punya cewe belum?" tanya Reyna tiba-tiba dan memecahkan keheningan saat di dalam mobil.
Rio sibuk menyetir, dan Raja nampak kikuk pas di tanya seperti itu.
Jujur, Raja belum mempunyai cewe. Tetapi kalau masalah hatinya, Raja seperti merasakan jatuh cinta.
"Kok diam?" goda Reyna menampilkan senyum mengejek.
"Apaansih?! Belum!" kesal Raja membuang pandangannya ke luar jendela.
"Belum ya? Tapi Reyna bisa ngeliat dari mata kakak, kalau ada cinta seseorang!"
"Berisik!" judesnya.
Tiba sampai lah mobil mereka di depan pagar sekolahan Raja. Dirinya segera turun, lalu berpamitan dengan adiknya dan juga ayahnya.
Reyna dan Raja sekolahannya berbeda.
Raja bersenandung riang di koridor sekolah. Senyumnya terus terpancar.
Suasana beribah suram ketika ada keberadaan Gilang dan Galang.
Si kembar menatap Raja tak tak suka dengan posisi mengepalkan tangannya.
Sementara Raja, ia mati-matian kuat agar tidak ciut lagi nyalinya. Ia pernah bilang, kalau ia ingin menjadi kuat dan pemberani. Tidak lemah!
Raja menelan ludahnya kasar, dan melanjutkan jalannya lagi melewati si kembar.
"Eh, gentong!" tegur Gilang berbalik ketika Raja acuh mengabaikan mereka berdua.
"Iya, manggil Raja?" tanya Raja santai.
"Sialan! Gak sopan luh!" tekan Galang tak suka. Ia mendekati Raja dengan mata tajam.
Badan Raja bergetar takut, sekarang ia harus ngapain?
"Luh harus di hukum!" bisik Galang yang sudah siap membogem perut Raja.
Tetapi niatnya berhenti ketika bell sekolah berbunyi. Mereka berdua berdecak.
Detik kemudian, dia segera pergi ke kelasnya. Sebelum pergi, ia sempat membisikan sesuatu yang membuat Raja deg-degan.
"Jam istirahat, luh harus gue hukum! Siapin badan luh biar gak bonyok nanti!"
Tubuh Raja menegang!
_
Arin melirik ke samping, menatap Raja heran. Pasalnya sedari tadi, Raja hanya diam tak banyak bicara sehingga Arin bingung.
"Raja sakit?"
Raja menggeleng cepat.
"Raja laper?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJAWALI [TAMAT]✔
Fiksi PenggemarSequel cerita [Gadis Gendut Milik Mafia] "Jangan menangis, aku tidak pergi. Hanya saja, takdir yang akan berbeda," ucap Arin lembut seraya menghapus air mata Raja. "Aku tidak bisa tanpamu. Kumohon, jangan tinggalkan akuu." "Aku tidak bisa. Berjanjil...