||Belain||

493 38 0
                                    

Karena merasa suntuk, akhirnya Arin berniat jualan kue buat mencukupi keluarganya.

Kini kue yang ia buat sudah jadi dan siap di jual. Arin tersenyum menatap semua kue. Ada bolu, kue koko pandan, coklat, karamel dan juga kue nastar.

Arin pergi sebentar ke dalam kamar untuk berganti pakaiannya yang habis bergulat dengan adonan.

Menit kemudian, Arin kembali ke dapur dan membawa kue tersebut yang ada di dalam keranjang.

Ia menghampiri sang ayah yang tengah duduk di teras rumah.

"Arin berangkat, yah. Ayah diam-diam ya dirumah? Jaga kesehatan," pamit Arin berlaman kepadanya.

"Hati-hati, nak. Ayah doakan, semoga kuemu laris," ujar Husman meng'aamiin kan.

Arin tersenyum manis, ia pun mengangguk dan mulai berjualan di luar. Berjualan kue gak masalah kan? Selagi dirinya di sekor oleh pihak sekolah.

"Kue-kue!" teriak Arin menatap sekeliling koplek yang masih sepi.

"Kue-kue!" Arin menghapus pelu keringatnya sebentar, lalu kembali berteriak seperti tadi.

"Bu, kuenya?" tanya Arin ramah ke ibu-ibu komplek.

Segerombolan ibu itu menengok ke Arin. "Mau dong, nak. Kebetulan ibu lagi pengen kue," sahutnya mendekati Arin dan menatap ke bawa.

Arin mengangguk dan berjongkok. "Ibu mau kue yang mana?"

"Karamel sama koko pandan aja, nak. Berapa harganya?"

"Koko panda satuan nya 10 rb aja. Kalau karamel 20 rb," jawab Arin ramah.

"Yaudah, ibu mau itu," balasnya. Arin bergegas mengambil kotak, lalu mengambil pesananya.

"Jadi 30rb ya," ucap ibu itu menyerahkan uangnya berwarna biru.

"Bentar ya, bu. Kembaliannya," serga Arin hendak mengambilnya. Tetapi di tahan oleh ibu tersebut.

"Gak usah, nak. Kembaliannya buat kamu aja," tukasnya tersenyum.

Arin tersentak kemudian tersenyum. "Makasih bangat ya, buk."

"Iya, sama-sama."

Pembeli itu pergi meninggalkan Arin yang masih di tempat.

"Alhamdulillah," syukurnya.

[Banyak enggaknya, pemberian seseorang sangat berarti bagi yang membutuhkan.]

Arin membereskan kuenya, dan berjualan kembali.

_

"Raja!! Raja!! Buka pintunya!" teriak Rio dari luar pintu kamar anaknya.

Ia tengah khawatir oleh keadaan Raja yang sedari tadi enggan untuk makan ataupun hal yang lain.

Rio pun merasa heran ketika ia melihat Raja yang habis balik sekolah, wajahnya nampak lesu dan kusut.

Tetapi pas Rio tanya, Raja hanya menggeleng tak ada apa-apa.

"Raja buka pintunya! Kamu belum makan dari tadi! Nanti mama pulang, dia akan marah sama kamu!" Rio terus menggedor pintu sembari menendangnya.

Raja tak menyautinya, ia masih terbawa suasana tadi. Hinaan Mawar sudah keterlaluan baginya.

Ingin rasanya Raja menghantam wajah Mawar hingga bonyok. Tetapi, ini belum saatnya.

Lama kelamaan, air mata Raja turun membasahi pipi gembulnya. Pikirannya tertuju dengan Arin. Kenapa gadis itu tak ada?

RAJAWALI [TAMAT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang