0 1 ° / Psikiater?

713 345 577
                                    

" Gue yang bajingan kenapa lu yang repot si? "
~Marcel


Pada suatu hari di sebuah perusahaan ternama, di ruangan Direktur utama, ruangan yang kebanyakan karyawan disana menganggapnya sebagai ruangan sakral di perusahaan tersebut. Konon katanya jika ada nama seseorang yang dipanggil, maka kemungkinan besar orang tersebut akan mengalami tekanan luar batin karna menghadapi Direktur utama tersebut.

Bagaimana bisa?

Tentu saja hal tersebut dapat terjadi jika Direkturnya merupakan seseorang yang dingin sifatnya, keras perwatakannya, dan kuat emosionalnya. Sebut saja namanya Fenzo.

Karyawan disana biasa memanggilnya dengan sebutan Pak Fenzo. Mereka sangat patuh dan sangat menghormatinya. Berbeda dengan Marcel yang sedikitpun tidak ada rasa tunduk kepadanya.

Drrrrrt! 

Meja kerja Fenzo bergetar. Ternyata ada panggilan masuk dari Handphonenya. Fenzo yang sedang serius melihat kearah layar laptop jujur saja sedikit terkejut dengan getaran yang ditimbulkan oleh dering handphonenya yang selalu ia bisukan dari notifikasi suara.

Ternyata sekretarisnya menelfon.

"Iya, ada apa Jovan?"

"Aa-anu pak, emm ituu,"

"Yang jelas kalo ngomong." ketus Fenzo menanggapi perkataan Jovan, Sekretarisnya yang terbata bata.

"Ii-ituu adek bapak masuk ke kantor polisi lagi pak,"

"Cck," Fenzo berdecak malas, sembari memegangi dahinya.

"Lu tau kan apa yang harus lu perbuat van?"

"I-iyaa pak,"

Tuut

Fenzo langsung mematikan panggilan dengan Sekretarisnya, lalu melanjutkan kembali pekerjaannya tanpa merasa gelisah sedikitpun.

Panik? Tentu saja tidak. Menurut Fenzo mendapatkan kabar adiknya sedang di kantor polisi tentu saja hal yang sudah terlanjur mainstream untuknya. Ia hanya perlu menangani semua kasus tersebut dengan santai, seperti hari hari dimana Marcel selalu membuat masalah.

Usai Jovan mengurusi ulah Marcel di kantor polisi, tidak lama kemudian Marcel ikut datang ke kantor bersamanya dengan bekas luka disekitar bibir, tanda ia usai berkelahi dengan seseorang.

"Hello everybody!!!!" teriak Marcel keseluruh karyawan yang ada disana. Sikap Marcel yang lebih supel dan ramah ke seluruh karyawan perushaan, membuatnya lebih disukai daripada Fenzo yang selalu bersikap dengan serius. Mereka juga menyebutnya dengan Tuan Muda Marcel.

"Tuan? Itu bibirnya kenapa?" tanya salah satu karyawan disana.

Marcel yang mendengar pertanyaan tersebut, hanya tersenyum miring sambil memegangi luka dibibirnya.

"Biasalah!" Marcel tertawa kecil, menyepelekan.

"Emang nanti pak Fenzo ngga-"

"Oooh Fenzo?! Santai aja kali. Gue ga takut tuh sama orang modelan kek dia." sela Marcel sambil mengangkat kedua bahunya, bersikap angkuh.

Jovan sebagai sekretaris Fenzo segera mendatanginya lalu memberitahukan kepada Marcel agar ia segera memasuki ruangan Fenzo.

"Santailah Van, gue masi pengen ngobrol sama karyawan karyawan disini. Mereka kan juga kerja buat gue. Lagian di ruangan Fenzo pengap. Enakan disini ya ngga? " imbuh Marcel menyepelekan.

"Marcel!" panggil Fenzo dengan nada bicaranya yang sudah siap untuk menghakimi Marcel dari depan ruangannya. 

Setelah mendapati Fenzo telah bersandar pada pintu ruangannya sambil menatap dingin. Marcel yang merasa tidak ingin kalah, kembali menatap kakaknya dengan sangat angkuh. Kedua alisnya mengangkat, kedua tangannya ia lipat kedepan, dan ujung bibirnya mengangkat kesamping. Keduanya pun saling menatap dingin.

PERSONALITY ; Taehyung & Sohyun |REVISI|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang