"Gue selalu percaya and yakin sama rencana rencana lu buat nuntasin tujuan kita. Tapi semenjak ni psikiater!"
"Semenjak ni psikiater dateng ke hiduplu, lu cuma jadi orang yang gaada gunanya, dan lu harusnya tau itu."
"Lu tau ga si, lu itu ibaratnya kek bayi yang baru lahir dan cuma butuh perhatian dari orang tuanya."
"Dan cuma gara gara jalang satu ini, lu buat gue harus ngelakuin semua ini."
"Jaga omonganlu bangsat!"
Tuut
Fenzo dengan cepat menekan tombol ikon telpon merah pada layar handphone Adrian untuk mengakhiri telpon yang telah tersambung tanpa disadari Marcel tersebut. Tentu saja hal tersebut membuat Adrian menuntut maksud dari perbuatan Fenzo barusan.
"Kita mesti nyusulin Marcel sekarang Yan?!" panik Fenzo tampak pucat.
"Tapi kalo kita pergi sekarang, rencana kita berubah total."
"Persetan rencana anjing! Lu ga denger gimana Jovan tadi ngegap mereka semua?" Fenzo yang terlanjur kesal dengan jawaban Adrian sebelumnya membuat dirinya mulai kehilangan kendali dalam ucapannya yang terdengar kasar.
"Fen, tapi--
"Kalo lu emang ga mau, gue bakal kesana sendiri." sela Fenzo dengan kesabarannya yang sudah dirasa limit lalu membuka pintu mobil taksi yang mereka kendarai tersebut untuk segera keluar meninggalkan Adrian.
Brak!!
"Sialan!" Adrian segera mengikuti Fenzo yang keluar dari mobil dengan terburu buru.
"Woy Fen!"
"Woy!" Adrian menarik bahu Fenzo setelah ia berhasil menyusulnya.
"Apasih?! Lu ga tau apa kalo--
"Gue tau anjir!! Tapi bisa ga sih lu dengerin gue dulu!"
"Kalo lu kaya gini, gue jadi ragu kalo lu sama Marcel saudara tiri. Kelakuan lu sekarang ini sebelas dua belas sama tu orang." Sambung Adrian yang membuat Fenzo semakin menatap sinis kearahnya.
"Gini, dengerin gue dulu bisa kan?" tanya Adrian mengalihkan ekspresi Fenzo yang tidak suka dengan ucapannya barusan.
"Lu kira gue ga panik? Inget ya, di samping Marcel sekarang ada si Felicha. Gue sejauh ini ngelakuin rencana sama orang asing yang baru ketemu untuk pertama kalinya buat apa? Ya buat nyelametin Felicha lah."
"Gue panik, tapi gue gamau juga langkah langkah kita selanjutnya ini malah buat mereka makin bahaya. Apalagi dengan emosi lu sekarang."
"Terus lu mau kita gimana??" tanya Fenzo dengan nada suaranya menaik tinggi.
"Sesuai rencana kita sebelumnya Fen."
Mendengar jawaban dari Adrian yang kembali mendasarkan pada rencana awal yang telah mereka siapkan, membuat Fenzo semakin tampak frustasi memondar mandirkan dirinya dihadapan Adrian yang menatapnya lelah.
"Lu bisa liat sendiri kan? Polisi polisi yang udah sempet kita hubungi itu sampe sekarang belum dateng??!"
"Lu juga harus ngerti sedikit lah Fen, ini area terpencil yang jarang orang ketahui. Kalo lu atau gue gapunya koneksi sama mereka, gabakal mau mereka dateng anjir. Apalagi disini emang udah terkenal kawasan yang mati sama penduduk."
"Butuh waktu buat mereka dateng dari kota kesini anjir." ujar Adrian yang masih berusaha menahan ketidaksabaran Fenzo dengan penjelasannya yang juga membuat nada bicaranya itu ikut menaik disetiap kalimatnya.
"Kalo mereka ga dateng gimana? Terus bi Sri, Felicha, adek gu--"
"-Marcel gimana nasibnya ditangan Jovan???" sambung Fenzo setelah sempat menjeda ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSONALITY ; Taehyung & Sohyun |REVISI|
FanfictionFOLLOW DULU YUK SEBELUM MEMBACA "Ini terakhir kalinya gue peduli sama lu Marcel," ~Fenzo Ghavar Magenta. "Gue sama sekali gabutuh empati peduli dari lu!" ~Marcelino Zeen Magenta. "Sebenernya dari dua bersaudara kakak adik ini, mana sih yang butuh gu...