1 9 ° / Konfrontasi dan Luka Lama

175 98 38
                                    

~Ada cerita di balik setiap orang. Ada alasan mengapa mereka seperti itu. Rasa sakit dan penderitaan mengubah kepribadian.



"Ya Tuhan, itu den Marcel kenapa semarah itu sama dokter Felicha?" ucap bi Sri sambil berjalan mondar-mandir di antara kedua tangga yang menjulang ke lantai atas. Dia sesekali melirik ke atas dengan wajah penuh kecemasan, sementara pikirannya terus memutar kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di kamar atas.

Sempat berpikir untuk menyusul Marcel dan Felicha, bi Sri akhirnya memutuskan untuk tetap berdiri di antara kedua tangga, merasa terlalu takut untuk ikut campur namun tidak bisa meninggalkan mereka begitu saja. Dia menghela napas dalam-dalam, berharap situasinya tidak semakin memburuk.

"Kenapa ya kira-kira?" gumam bi Sri, berbicara pada dirinya sendiri sambil melirik sesekali ke atas.

Tiba-tiba, suara langkah kaki cepat terdengar di bawah. "Biii??!" teriak Fenzo yang baru saja masuk ke rumah dengan tergesa-gesa, lalu berlari ke arah bi Sri.

"Lah den? Kok udah pulang?" tanya bi Sri dengan wajah terkejut.

"Felicha mana?!!" tanya Fenzo tergesa-gesa sambil melihat ke sekitar dengan penuh kegelisahan.

"Itu, di bawa den Marcel ke kamar, den," jawab bi Sri dengan suara yang semakin pelan dan penuh kekhawatiran.

"Sialan!!" maki Fenzo sambil langsung berlari menaiki tangga, menuju kamar Marcel dengan penuh amarah dan kekhawatiran.

Bi Sri semakin cemas melihat Fenzo yang sekarang menyusul ke kamar Marcel. Dia tahu betul bahwa kedua kakak-adik tak seibu itu sering terlibat dalam perselisihan yang emosional. "Ya Tuhan, semoga mereka baik-baik saja," ucap bi Sri dengan nada berdoa sambil memandangi punggung Fenzo yang semakin jauh, lalu menghilang di balik tangga menuju lantai atas.

Sesampainya di lantai atas, Fenzo langsung menuju pintu kamar Marcel dan mulai menggedor pintu dengan keras. 

"MARCEL, BUKA PINTU KAMAR!"

"MARCEEL!!"

Namun, tak ada jawaban dari dalam. Fenzo semakin kesal dan mulai mendorong pintu dengan paksa. "MARCEL!!" teriaknya lagi, kini dengan nada yang lebih keras dan marah, sambil mencoba mendobrak pintu kamar Marcel.

Dengan sekali percobaan, pintu kamar Marcel terbuka dengan suara keras, membuat daun pintu terbanting ke dinding. Fenzo segera memasuki kamar adiknya itu dengan langkah cepat, penuh amarah dan kekhawatiran.

Namun, langkah Fenzo mendadak terhenti ketika ia melihat pemandangan di depannya. Marcel sedang memaksa Felicha dengan perbuatan yang tidak senonoh. Felicha tampak berusaha melepaskan diri, tetapi tenaganya tidak cukup kuat untuk melawan Marcel.

Fenzo yang masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, seketika mengepalkan kedua tangannya dengan erat, menyalurkan semua tenaga dan amarahnya ke dalam genggaman. Wajahnya memerah, matanya menyala dengan kemarahan yang memuncak, sementara hatinya bergejolak melihat adiknya melakukan hal yang begitu buruk kepada Felicha.

Tanpa bisa berpikir panjang, Fenzo langsung melayangkan pukulan keras tepat ke wajah adiknya. Pukulan itu membuat Marcel terhuyung ke belakang, merasakan sakit yang tajam di wajahnya.

"Udah cukup buat kelakuan lu selama ini. Lu bener-bener keterlaluan, dan gue muak ngeliat semua tingkah bangsat lu, Marcel!" teriak Fenzo dengan amarah yang membara. Wajahnya memerah, dan napasnya berat, menunjukkan betapa marahnya dia dengan tindakan adiknya.

Setelah berhasil membuat Marcel terhuyung, Fenzo cepat-cepat meraih pergelangan tangan Felicha. Ia menarik Felicha dengan kuat, berusaha membawa pergi dari kamar Marcel secepat mungkin.

PERSONALITY ; Taehyung & Sohyun |REVISI|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang