3 0 °

156 102 20
                                    

"Mau dia tau gue sebenernya pun,  emang dia percaya?"

"Apalagi dari mulut lu"

"Orang yang dua tahun lalu paaling deket sama Felicha, dan yang paaling dipercaya, malah bikin dia sengsara di bangku kuliah? Siapa lagi kalo ngga lu. Ya kan?"

.
.
.
.

" Lu mau kemana Fel? " tanya Adrian yang tiba tiba melihat Felicha sedang terburu buru itu.

" Ada urusan mendadak sama Dokter Hudi "

" Ngapain? Yaudah sini gue anter sekalian " ucap Adrian yang langsung mengambil kunci mobil di saku jaket kulitnya.

" Ngga ngga, gue sendiri aja. "

" Ngapain sih?? "

" Adadeh, kepo yaa? Oke gue cabut dulu ya, See u kak! " ucap Felicha yang langsung meninggalkan Adrian.

Adrian yang melihat Felicha mulai pergi menjauh darinya karna ada suatu hal yang dirahasiakan itu membuat kepala Adrian menggeleng pelan. Tak lupa dengan senyuman yang terus mengiringi wajah Adrian hingga tubuh Felicha tidak telihat kembali dari pandangannya.

Karna Felicha sudah tidak berada bersamanya, Adrian juga memutuskan untuk pulang kerumah. Mengingat sebenarnya, saat diperjalanan menuju ke cafe, ia telah ditelfon untuk yang kesekian kalinya oleh orang tuanya.

Setelah sampai dirumah, Adrian tidak peduli dengan kedua orang tuanya yang dari tadi menelfon. Ia berinisiatif untuk segera pergi ke kamarnya.

Namun ditengah tengah ia melangkah menuju tangga yang mengarah ke lantai atas, kamarnya. Ternyata kedua orang tuanya sudah lama menunggu kedatangan anak satu satunya yakni Adrian.

Awalnya Adrian tidak memperdulikan hal tersebut, dan tetap melanjutkan langkahnya untuk melewati kedua orangtuanya yang sedang bersama menunggunya.

"Adrian!" panggil papanya yang membuat langkah Adrian terpaksa berhenti.

"hmmh" Adrian menghela nafasnya, seakan akan tau bahwa orang tuanya akan kembali memarahi dirinya.

"Dari mana aja kamu?" tanya papanya.

"Dari kampus lah" jawab Adrian dengan nada bicara yang terkesan menyolot.

"Papa mama tau kalo kamu abis ketemuan sama cewe kampung itu kan??" tanya papa Adrian yang membuat Adrian memutar tubuhnya menatap kedua orangtuanya dengan kesal.

Lagi lagi, pasti kedua orang tuanya memberikan perintah kepada anak buahnya untuk membuntuti perginya Adrian.

"Pasti nyuruh orang buat ngebuntutin aku lagi kan?" tanya Adrian mulai tidak terima.

"Kalo iya, emang kenapa? Emang papa gaada hak buat ngejaga anak papa satu satunya?"

"Mama papa kan udah bilang untuk kesekian kalinya ke kamu, buat ngejauhin cewe kampungan itu. Apa susahnya si Adrian? Kamu malah makin menjadi kaya gini kalo dibilangin" mama Adrian ikut mengimbuhi peekataan suaminya sebelumnya.

"Yang sebenarnya malah makin kelewatan ya kalian berdua. Apasih masalahnya kalo aku deket sama Felicha? Dia sama sekali gaada ngerugiin mama papa juga. Jadi kenapa ribet sama urusan Adrian?"

"Takut aku kalah saing? Akunya yang fine fine aja, kenapa malah mama papa yang ribet? Yaa walaupun memang faktanya kalo Felicha jauh pinter dan berbakat dari aku. Tapi apa masalahnya kalau gitu??!"

"Adrian Pratama!" sentak papanya yang mulai emosi hingga bangun dari duduknya.

"Udahlah, capek aku ngebahas hal yang itu itu aja topiknya. Mau bagaimana pun, aku gabakal ngejauh dari Felicha" Adrian yang merasa kesal setelah mengucapkan perkataannya yang membela Felicha itu, segera pergi ke kamarnya meninggalkan kedua orangtuanya yang ikut emosi dengan sikapnya.

PERSONALITY ; Taehyung & Sohyun |REVISI|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang