~Ikhlas bukanlah melepaskan sesuatu dengan air mata. Ikhlas ialah kesanggupan untuk merelakan sesuatu dengan senyuman.
Dua hari sejak Fenzo dikabarkan telah meninggal dunia, kondisi rumah yang kini hanya ditinggali Marcel sebagai satu satunya yang tersisa dari keluarga Magenta, lagi lagi membuat nama keluarganya itu menjadi topik panas dari orang orang yang mendapat kabar kematian secara tragis yang kembali terulang setelah hampir dua puluh tahun lamanya .
Banyak dari mereka yang terheran heran, mengapa kejadian tersebut selalu bertepatan pada tanggal dua puluh tujuh Desember, di hari yang selalu terlihat cerah?? Kenapa juga harus dengan kematian yang sangat tragis dan mengerikan??
Teori mulai bermunculan dari kalangan orang orang yang mengenal keluarga Magenta. Ada yang berteori apakah hal ini termasuk karma yang membuat mereka selalu sial? Akan tetapi, orang orang diluar sana juga banyak yang meyakini jika selama kepemimpinan keluarga tersebut ada pada Anton ataupun Fenzo, tidak ada hal signifikan yang membuat mereka berfikir jika keluarga ternama tersebut harus menerima karma yang sangat mengerikan.
Lalu apakah karena tanggal yang selalu bertepatan dengan tanggal dua puluh tujuh Desember itu lah yang membuat mereka sial?? Padahal di tanggal tersebut, hari selalu terlihat cerah tidak ada tanda tanda yang merujuk kepada sebuah kesialan.
Perusahaan perusahaan yang sebelumnya dipimpin Fenzo mulai ricuh akan teori tentang siapa yang paling berhak menggantikan posisinya itu, sama seperti saat dua puluh tahun lalu, saat Anton juga telah dikabarkan meninggal.
Saat persemayaman Fenzo diadakan, hanya Felicha dan Adrian yang terlihat menyambut orang orang yang berdatangan, dan menjadi perwakilan dari keluarga Magenta menggantikan Marcel dan bi Sri.
Bi Sri tidak dapat kembali menjadi perwakilan seperti saat persemayaman Anton dan Widya waktu itu, bukan karena kondisi fisiknya pasca operasi. Saat ia mengetahui apa yang telah terjadi setelah dirinya kehilangan kesadaran selepas Jovan menembak telapak tangannya, bi Sri terlihat benar benar kehilangan semangat hidupnya. Rasanya saat itu juga ia ingin mengakhiri hidupnya menggantikan nyawa Fenzo yang telah terbayar karena perbuatannya itu.
Untuk apa hidup jika ia harus menanggung malu dan rasa bersalahnya itu tanpa adanya kalimat permintaan maaf yang terucap dari mulutnya, ketika orang yang paling ia sakiti itu ternyata sudah tidak bersamanya lagi di dunia. Kondisi bi Sri yang awalnya sudah membaik setelah operasinya berjalan lancar, kembali memburuk saat Felicha harus mengungkapkan dengan berat hati apa saja yang sebenarnya sudah terjadi. Kejadian ini bahkan berkali kali lebih menyakitinya daripada luka dari kisah dua puluh tahun lalu yang selalu berusaha ia tutupi.
Seharusnya bi Sri bisa memulihkan kembali kondisi tubuhnya di rumah. Namun, dengan kondisinya yang terlihat sangat terpukul hingga depresi itu membuat Felicha harus membiarkan bi Sri dirawat inap di rumah sakit milik Adrian. Dengan kondisi Felicha yang masih sibuk mengurusi pesemayaman hingga pemakaman Fenzo, tidak mungkin ia meninggalkan bi Sri dengan kondisi seperti itu dirumah tanpa ada orang yang merawatnya.
Langit senja sedang melatar belakangi Felicha yang terlihat berjalan masuk ke dalam rumah sakit, menuju kamar bi Sri. Ia berharap sesampainya disana, kedua matanya disejukkan dengan melihat kondisi bi Sri yang telah membaik.
Tok tok
"Bi Sri?" Felicha menggeser dengan pelan pintu kamar tempat bi Sri dirawat. Harapannya itu tampak terlihat lenyap setelah ia melihat kondisi bi Sri yang lagi lagi terlihat melamun sambil menatap langit senja dari jendela kamarnya, dengan kedua pipi yang sudah dibasahi dengan air mata.
Felicha menarik napasnya panjang. Kemungkinan besar bi Sri hanya akan tetap diam seperti kemarin kemarin tanpa menanggapi ucapan Felicha yang datang untuk menjenguknya. Namun, karena hari ini ia telah bebas dari beban menjadi perwakilan keluarga Magenta, Felicha ingin berusaha sekeras mungkin agar bi Sri mau untuk kembali berbincang dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSONALITY ; Taehyung & Sohyun |REVISI|
أدب الهواةFOLLOW DULU YUK SEBELUM MEMBACA "Ini terakhir kalinya gue peduli sama lu Marcel," ~Fenzo Ghavar Magenta. "Gue sama sekali gabutuh empati peduli dari lu!" ~Marcelino Zeen Magenta. "Sebenernya dari dua bersaudara kakak adik ini, mana sih yang butuh gu...