"Ngerasa sepi ga sih Fel, kalo lu sendirian gini? Gimana kalo gue datengin temen ngobrol buat lu?" ucap Jovan tersenyum dengan arti yang penuh tersirat.
Felicha yang hampir menutup kedua matanya karna mengantuk, mendengar perkataan Jovan yang kembali mendatanginya membuat kedua matanya kembali terbuka.
"Bosen kan?"
"Nanti malem deh gue bawain seseorang, spesial buat dokter kesayangan gue ini"
"Maksud lu apa?!" jawab Felicha dengan kedua mata yang menatap tajam kearah Jovan.
"Apa? 'maksud lu'?"
Pfttt
"Haahahah" Jovan tertawa dengan sangat puas menatap Felicha masih terduduk lemas diatas lantai.
"Ga nyangka loh gue Fel, ternyata lu bisa kasar juga. And kayanya ini pertama kalinya gue ngelihat lu semarah ini" ujar Jovan yang kini kembali mendekati Felicha dengan menjongkokkan dirinya didepan hadapan Felicha yang masih menatap benci.
"Jadi, kemarin Felicha yang polos itu cuma buat Marcel, Fenzo, bahkan senior lu yang bangsat si Adrian, itu suka sama lu?"
"Gue ngerti sih, kenapa mereka bisa sesuka itu ke lu" ujar Adrian yang kini memainkan ujung rambut Felicha yang tegerai sambil mengangguk anggukkan kepalanya merasa paham.
"Tapi, kalo ternyata lu juga ada sisi kasar kaya gini, gue juga jadi suka sama lu Fel"
"Yah, jadi kita semua cinta segi lima dong ini" ujar Jovan sambil tertawa licik.
Felicha menatap Jovan dengan kedua mata yang ia paksakan untuk terus terbuka. Pasalnya rasa kantuknya itu sangat mendominasi kedua matanya saat ini.
Padahal juga dirinya saat ini masih ingin menatap benci kearah Jovan yang dari tadi hanya membicarakan omong kosong yang sama sekali tidak berguna baginya.
"Lu pasti masih ngantuk ya Fel? Kebetulan memang asep yang lu hirup tadi di mobil, bikin efek ngantuk yang lumayan lama"
"Jadi, lu mending tidur aja. Nanti, bangun bangun lu ada temennya. Oke??" ucap Adrian sambil mengelus lembut pipi Felicha, namun tanpa segan Felicha langsung menepisnya dengan tangan kirinya yang belum terborgol.
"Lu mau nyulik siapa lagi hah??!" tanya Felicha dengan nada bicaranya yang menuntut jawaban dari Jovan.
"Rahasia dong" jawab Jovan sambil menyentuh tulang hidung Monicha, sengaja memancing emosi Monicha yang masih terlihat berusaha menahan kantuknya.
~
Praangg!!
Ditengah tengah Fenzo yang sedang berbicara hingga menampakkan jelas urat nadi di lehernya, tiba tiba mereka dikagetkan oleh suara pecahan arloji tangan milik Fenzo, yang memang sengaja bi Sri lempar kearah mereka bertiga.
Ketiga pria yang dari tadi berlomba lomba menaikkan pita suaranya itu, terkejut melihat arloji tangan Fenzo yang harganya mencapai ratusan jutaan itu saat ini sudah menjadi pecahan kaca yang berserakan.
Mereka kemudian menatap ke arah bi Sri, yang ternyata sudah membanjiri pipinya dengan air mata yang terus berjatuhan. Kedua tangannya mengepal dengan kuat, namun terlihat bergemetaran.
"B-bii??" ucap Fenzo yang menatap tidak paham dengan perlakuan bi Sri saat ini.
"Sampai kapan kalian saling mengedepankan ego masing masing denn??!!"
"Bibi tau kalau kalian punya perasaan khawatir tersendiri. Den Fenzo khawatir sebagai orang yang merekrut dokter Felicha, dokter Adrian sebagai senior yang dekat dengan dokter Felicha, begitu juga den Marcel sebagai pasien dokter Felicha"
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSONALITY ; Taehyung & Sohyun |REVISI|
FanficFOLLOW DULU YUK SEBELUM MEMBACA "Ini terakhir kalinya gue peduli sama lu Marcel," ~Fenzo Ghavar Magenta. "Gue sama sekali gabutuh empati peduli dari lu!" ~Marcelino Zeen Magenta. "Sebenernya dari dua bersaudara kakak adik ini, mana sih yang butuh gu...