4 8 °

80 58 55
                                    


~Kebesaran manusia tidak terletak pada kekayaan atau kekuasaan, tetapi dalam karakter dan kebaikan. Manusia hanyalah manusia, dan semua orang memiliki kesalahan dan kekurangan. Jangan lupakan bahwa kita semua dilahirkan dengan kebaikan yang mendasar.

•warning ya geisseu, chapter ini dipenuhi dengan kata kata kasar, makian dan adegan kekerasan.

"Rencana lu kaya gimana sih njir?! Muak gue lama lama ngikutin arahan rencana lu yang makin absurd gini!!" ujar Marcel menaikkan suaranya.

"Pak, bolehkah saya memberi penawaran kepada bapak?" tanya Fenzo kepada sopir taksi disampingnya, tanpa memedulikan keluh kesal dari Marcel barusan.

"Penawaran apa ya?"

"Penawaran jika mobil taksi bapak ini saya beli sekarang juga."

Ucapan yang Fenzo  sebut penawaran itu, mampu membuat sopir taksi tersebut beberapa kali mengedipkan kedua matanya seraya menunjukkan jika penawarannya barusan bukan hanya semata khayalannya. 

Tidak hanya sopir taksi, kedua pria yang menduduki kursi mobil taksi belakang juga turut membuat ekspresi wajah sama menatap sumber pemilik penawaran aneh yang terlihat sangat bersungguh sungguh dengan ucapannya.

"Fen, lu apa sih??!"

"Bagaimana pak dengan tawaran saya?" tanya Fenzo memastikan kembali.

"Emm saya minta maaf sebelumnya mas. Tapi ini bukan mobil saya, ini mobil perusahaan. Jadi saya tidak bisa membiarkan begit--

Ditengah tengah sopir taksi sedang menjelaskan alasan dirinya menolak penawaran yang telah ditawarkan, Fenzo segera membuka dompet untuk mengambil kartu namanya.

"Ini pak, kartu nama saya. Bapak tau perusahaan ini kan?" ujar Fenzo menyerahkan kartu namanya.

"Aah ini perusahaan yang terkenal itu kan??"

"Jadi masnya yang punya perusahaan??"

"Bukan pak, saya hanya sebagai direktur utama disana. Yang mempunyai hak penuh perusahaan, bukanlah saya." jawab Fenzo yang mendapat respons Marcel dengan kedua alisnya yang mengerut menuntut maksud pengertian dari ucapan kakaknya barusan.

Setelah diskusi panjang dari Fenzo dan sopir taksi yang masih tampak bingung dengan penawaran untuk menjual mobil taksi milik perusahaan itu kepadanya, akhirnya sopir taksi tersebut mau mempersetujuinya dengan segala sesuatu yang telah dijamin oleh Fenzo.

Marcel dan Adrian kini hanya bisa membisu melihat Fenzo dengan segala usahanya meyakinkan sopir taksi tersebut untuk menjual mobil taksinya tanpa mereka tau apa sebenarnya rencana yang sedang Fenzo usahakan saat ini.

Begitu sopir taksi telah menyerahkan kunci mobil serta surat kendaraan kepada Fenzo, ia memutuskan untuk segera meninggalkan mereka bertiga. Dengan senang dan segala hormatnya kepada sopir taksi, Fenzo ikut mengantar dan menemani sopir menemukan sebuah taksi yang lewat dijalanan sepi untuk mengantarnya pulang.

Brakk

Fenzo dan sopir taksi tersebut bersamaan menutup pintu mobil dengan Marcel dan Adrian yang masih membisu didalam.

"Udah bener bener gila kali Fenzo." ucap Marcel menatap kosong kearah Fenzo diluar.

"Lu emang ngerti rencananya dia sekarang kaya gimana?" tanya Marcel pada Adrian.

"Ngga,"

"Satu satunya kita tau maksud rencananya dia, ya langsung tanya aja ke orangnya." ujar Adrian membuka pintu mobil.

"Selamat malam pak, sekali lagi saya ucapkan terimakasih." Fenzo melebarkan senyumannya sebelum ia menutup pintu taksi yang sudah ditumpangi oleh sopir taksi yang membantunya.

PERSONALITY ; Taehyung & Sohyun |REVISI|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang