0 9 ° / Kegaduhan Marcel

363 239 274
                                    

Sreek

Tidak ingin mengurusi keberadaan Fenzo di taman, ia segera menutup gorden dan meninggalkan area balkon untuk segera merehatkan diri di tempat tidurnya.

Sebelum ia pejamkan kedua matanya, ia pastikan untuk menghilangkan semua pikiran pikiran aneh yang mulai mendatanginya untuk memperlambat tidurnya itu.

"Kerja bagus Fel."

"Untuk hari ini, akhiri semuanya dengan pikiran positif. Ngga peduli seberapa sulit kedepannya, besok adalah kesempatan baru lu, untuk ngemulai semuanya jadi lebih baik."

"Jadi, selamat malam cantik." ujar Felicha positif sebelum ia mulai memejamkan kedua matanya untuk tertidur lelap. 

Berbeda dengan Felicha yang sudah menempatkan dirinya di atas kasur untuk merehatkan dirinya dari kegiatan hari ini, Fenzo yang sejak tadi menempatkan dirinya di area taman ternyata masih terlihat memandangi hitamnya langit malam, dan terdengar beberapa kali menghela napasnya dengan berat. 

"Jadi orang sabar ternyata susah ya bunda?" tutur Fenzo lemas.

Setelah kisar tiga puluh menitan Fenzo berdiam diri di taman, pria yang masih lengkap dengan kemeja kantornya itu mulai bersiap siap untuk memasuki rumah. Setelah berjalan memasuki rumah dan sampai di ujung kedua tangga yang menjulang ke lantai dua, ia mendapati Marcel juga sedang berdiam di atas ujung tangga yang ingin di turuni dengan ikut menatap datar. 

Keduanya tidak memperdulikan kehadiran masing masing, justru kembali melanjutkan langkahnya untuk naik ke lantai atas, dan Marcel yang akan turun untuk meninggalkan rumah. Mereka berjalan di kedua tangga yang berbeda dengan arah yang berlawanan tanpa adanya komunikasi ataupun bahkan rekasi. 

Begitulah gambaran keadaan hari demi hari yang terjadi antara Fenzo dan Marcel sebagai anggota keluarga Magenta yang tersisa. 

~

Mentari yang perlahan muncul dari peraduannya di malam hari, kini memancarkan sinar hangatnya untuk menyambut awal hari. Keberangkatan dari tidurnya menandai permulaan siklus harian. Kehadirannya yang penuh kehangatan, memberikan bukti yang meyakinkan bahwa saatnya bagi setiap insan di seluruh muka bumi untuk memulai hari baru mereka dengan kegembiraan.

Pagi ini, menjadi fajar perdana bagi Felicha untuk kembali memulai perjalanannya sebagai psikiater baru di rumah keluarga Magenta.  Tepat di luar pintu kamar, tanggung jawab dan kewajiban telah menantinya dengan sabar. Usai menyelesaikan ritual persiapan diri, Felicha keluar dari kamarnya, membawa alat tulis dan berkas yang dibutuhkan, seakan mengulangi langkah-langkah yang sama ketika ia pertama kali memberikan konsultasi.

"Dok," panggil bi Sri menahan langkah Felicha yang sudah menapakkan kakinya pada ujung anak tangga. 

"Iya bi?"

"Mari sarapan dulu dok,"

"Mmm saya ngga kebiasa sarapan pagi bi,"

"Jadi sekarang saya mau langsung ketemu Marcel, untuk konsultasi selanjutnya."

"Tapi dok, semalem den Marcel keluar rumah dan sampe sekarang belum pulang."

"Eh iyakah bi?"

"Iya dok, saya juga ga tau den Marcel pergi kemana."

"Mending dokter Felicha sarapan dulu sambil nungguin den Marcel dateng." ujar bi Sri yang membuat kepala Felicha mengangguk mengiyakan ajakannya. 

"Emm bi, kalau gitu saya sarapan roti aja deh." ujar Felicha setelah menduduki kursi meja makan dan mendapati barisan roti tawar di atasnya. 

"Beneran dok? Masakan saya juga udah siap kok dok,"

"Iya bi, beneran."

"Saya ngga kebiasa makan makanan yang berat kalo pagi."

PERSONALITY ; Taehyung & Sohyun |REVISI|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang