~Pertemuan dua kepribadian itu seperti kontak dua zat kimia. Jika ada reaksi, keduanya berubah.
"Dokter Feelicha, ini kamar yang akan dokter tempati dirumah ini selama tiga bulan kedepan,"
ujar bi Sri memasuki sebuah kamar yang terletak disebelah kanan dari ruang tengah.Sembari melihat keseluruhan isi kamar yang ditunjukkan oleh bi Sri, tanpa sadar mulkut Felicha terbuka lebar karena mengagumi interior kamar yang akan ia tempati tersebut. Kamar yang menurutnya bukan sembarang kamar itu, benar benar membuatnya terpukau. Bahkan perbandingan kamar yang dihadapannya saat ini dengan kamar di rumahnya bisa tiga kali lebih luas.
Felicha masih terlihat mengagumi keseluruhan isi kamar, dan masih tidak mempercayai bahwa kamar tersebut akan ia tempati selama tiga bulan penuh kedepan.
"Bi ini serius kamar saya?" tanya Felicha masih tidak percaya.
"Iya dok, ini kamarnya. Apakah ada masalah dokter?"
"Atau dokter perlu sesuatu?" imbuh bi Sri bertanya.
"Ngga bi, ini malah berlebih--"
"--emm maksud saya, apa ngga ada kamar yang lebih sederhana dari ini?" ucap Felicha terdengar tidak yakin.
"Semua kamar dirumah ini memang seperti ini dok, bahkan saya yang posisinya hanya sebagai pembantu, juga menempati kamar seperti dokter ini." jawab bi Sri menjelaskan dengan senyuman tipis, mengerti dengan maksud keraguan Felicha.
" The real rich to the bone, dan gue miskin to the bone " Batin Felicha menangis.Setelah melihat keberadaan Jovan yang masih berdiri disamping Felicha, bi Sri teringat pesan Fenzo yang menyuruhnya agar segera pergi ke kantor setelah datang menjemput Felicha.
"Den Jovan, tadi den Fenzo bilang kalo udah sampe rumah, langsung ke kantor aja." ucap bi Sri memberitahu.
"Oh oke bi."
"Btw aku kekantor dulu ya. Nanti kalo misal kamu butuh sesuatu, langsung telfon aku aja ya?" Ucap Jovan sambil menyodorkan koper besar milik Felicha.
"Ah iya kak," jawab Felicha mengangguk.
Jovan segera meninggalkan bi Sri dan Felicha untuk bergegas menuju kantor. Tidak lama dari kepergian Jovan, bi Sri juga ikut untuk pamit undur diri meninggalkan Felicha sendiri didalam kamar barunya di rumah keluarga Magenta.
"Dokter saya tinggal dulu ya," ucap bi Sri.
"Ah, iya bi terimakasih."
"Oh iya bi sebelumnya boleh saya bertanya sesuatu?" imbuh Felicha menahan langkah bi Sri.
~
Setelah beradaptasi dengan kamar barunya sambil membenahi seluruh barang bawaan yang dibawa, Felicha terlihat memunculkan dirinya dari pintu kamar yang sempat tertutup. Kedua tangannya melingkari beberapa dokumen dan alat tulis yang memang telah ia siapkan untuk segera memulai konsultasinya dengan pasien pertamanya, yakni Marcel.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSONALITY ; Taehyung & Sohyun |REVISI|
FanfictionFOLLOW DULU YUK SEBELUM MEMBACA "Ini terakhir kalinya gue peduli sama lu Marcel," ~Fenzo Ghavar Magenta. "Gue sama sekali gabutuh empati peduli dari lu!" ~Marcelino Zeen Magenta. "Sebenernya dari dua bersaudara kakak adik ini, mana sih yang butuh gu...