2 9 °

129 94 12
                                    


Adrian yang menekuk kedua kakinya di atas aspal, tanpa sadar meneteskan air matanya. Ia merasa kecelakaan yang dialami dokter Sutomo dikarnakan perbuatannya.

.
.
.
.

"Dokter Sutomo? Bisakah ke ruangan saya untuk saat ini?"

"Baik, saya tunggu" ucap Adrian yang menutup panggilannya.

Beberapa menit kemudian, terdengar suara ketukan pintu diluar ruangan Adrian.

Tok tok

"Silahkan masuk"

Dokter Sutomo segera memasuki ruangan Adrian.

"Iya kenapa dokter?" tanya dokter Sutomo penasaran.

"Saya tidak perlu berbasa basi, saya hanya ingin tahu maksud dari video ini apa" ucap Adrian sambil mengubah arah layar laptopnya ke arah dokter Sutomo.

Dokter Sutomo tampak terkejut melihat video yang dimaksudkan Adrian adalah rekaman cctv yang sedang menglihatkatkan dirinya dan Jovan yang sedang berbicara.

Sudah hampir sepuluh tahun, dokter Sutomo berada di rumah sakit Pratama, baru kali ini dia mengetahui jika ruangan jenazah tersebut meiliki cctv di sudut ruangan.

"Dan video yang ini, maksudnya bagaimana? Saya ingin dokter menjelaskan secara detail ke saya"

Adrian kembali melihatkan poin poin dimana dokter Sutomo menahan wanita yang histeris melihat jenazah korban kecelakaan, dan dokter Sutomo yang beberapa kali sedang terlihat memantau jenazah sopir misterius tersebut.

"Eee-eem" dokter Sutomo menelan salivanya sambil kebingungan ingin menjawab bagaimana pertanyaan Adrian itu.

"Saya tau dokter telah melalukan kesalahan yang cukup serius. Untuk menentukan apa langkah selanjutnya yang seharusnya saya pilih untuk dokter, saya harus mendengarkan terlebih dahulu penjelasan dari dokter" ucap Adrian memandang dengan tatapan serius ke arah dokter Sutomo.

"M-maksudnya dokter?" tanya dokter Sutomo yang tidak mengerti apa yang dibicarakan Adrian.

"Perlakuan dokter tersebut hanya sampai kepada saya, atau harus saya serahkan ke hukum"
Ucap terus terang Adrian dengan tegas.

Tampaknya perkataan Adrian barusan, mampu membuat dokter Sutomo terpojokkan untuk membuka suara, bercerita.

Sebelum berbicara, dokter Sutomo menghela nafasnya berat. Ia cukup bimbang untuk memilih sisi antara atasannya, dan Jovan saat ini.

"Saya sebelumnya meminta maaf dokter. Sebenarnya saya juga tidak ingin terlibat dalam kasus ini. Hanya saja ini kesalahan saya dari awal, karna terlalu cepat untuk mempercayai orang"

"Lalu bisa dijelaskan ini kalian sedang  membicarakan apa?" tanya Adrian menunggu jawaban yang sangat ia ingin ketahui.

"Kami hanya membicarakan tentang kondisi jenazah yang terasa aneh dipenglihatan saya dok. Saya diberitahukan sebelumnya oleh beberapa polisi yang membawa jenazah tersebut, kematian korban dikarnakan korban mengalami benturan sangat keras diarea belakang kepalanya, yang membuat korban kehilangan banyak darah. Hingga saat ambulan datang untuk menjemput, korban dinyatakan telah kehilangan nyawanya"

"Namun saat saya sempat memeriksa bagian belakang kepala korban. Hanya tampak bagian luka yang tidak menimbulkan darah dapat keluar banyak dari luka itu. Dan saya juga melihat kepada goresan goresan ditubuh korban yang berwarna merah muda ke jinggaan itu"

"Saya menanyakan keanehan hal itu kepada mas Jovan, karna beliaulah yang menangani kasus tersebut"

"Saat itu juga dia menjawab bahwa hal tersebut memang sedikit dilebih lebihkan oleh polisi, karna kasus sebenarnya adalah sopir tersebut yang membunuh nyawanya sendiri. Ia ingin menyembunyikan hal itu, karna sopir memiliki hubungan yang tidak baik dengan keluarga terpandang. Mas Jovan hanya ingin membiarkan kasus tersebut cepat selesai, tanpa adanya pengejaran dari keluarga terpandang yang sudah lama mengincar sopir tersebut"

PERSONALITY ; Taehyung & Sohyun |REVISI|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang