0 5 ° / Kesiangan

442 303 253
                                    


Drrrrttt

Terdengar suara dering handphone yang hanya menyisakan getaran berasal dari meja yang berada disamping kasur Felicha. Getaran itu ditimbulkan dari nada dering alarm handphonenya, yang sejak tadi terus berdering karena belum sempat dimatikan oleh Felicha yang masih tertidur dengan pulas.

Drrtttt

Getaran itu masih belum terhenti. Kedua mata Felicha yang masih tertutup rapat, akhirnya sedikit demi sedikit mulai terbuka setelah suara dering alarmnya itu telah berhasil menyadarkannya pada alam mimpi yang sedang Felicha jelajahi. 

Pandangan sipit disertai kedua alisnya yang saling mengerut ia arahkan kepada handphonenya yang berada diatas meja sebelah kasurnya. Felicha segera mengambil handphonenya dengan mulai mengasal mengusap layar handphonenya untuk segera menghentikan dering alarm yang telah menggangu tidurnya. 

Bukannya bangun untuk segera memulai aktifitas hari barunya, Felicha malah mengenakkan posisi tidurnya untuk kembali melanjutkan tidurnya yang terputus. 

Drrttt

Getaran itu kembali bergetar. Namun kali ini getaran tersbeut langsung membuat Felicha membuka matanya tersadar kaget karena posisi handphonenya yang terletak tepat di samping kepalanya. 

"Sialan," umpat Felicha kesal dan segera kembali mengambil handphonenya untuk kembali ia matikan. 

Felicha masih belum menyadari sesuatu jika jari jemarainya yang sejak tadi mengusap asal layar handphon untuk mematikan nada dering yang ia kira alarm, ternyata adalah sebuah panggilan telpon dari nomor seseorang yang tidak dikenal.

Saat hendak menaruh kembali handphonenya, Felicha mulai menyadari sesuatu setelah mendengar ada seseorang yang bersuara, dari audio speaker handphone nya tersebut.

"Haloo, haloo?" Felicha terdiam melamun kearah langit langit kamarnya dengan masih memegangi handphonenya yang kini terdengar seperti ada orang yang sedang memanggil manggilnya dan juga mengira bahwa ia mendengar suara aneh tersebut karena efek dari bangun tidurnya itu.

"Haloo Felichaa, ini Jovaaan." mendengar nama Jovan disebutkan, Felicha langsung terbangun dari kasurnya dengan terburu buru untuk kembali membuka layar handphonenya, memastikan. 

"Anjir, telpon ternyata!" umpat lirih Felicha.

"Ahhh iya kak?" 

"Aduuh maaf banget kak, aku kira tadi itu nada dering alarm ku yang bunyi." Felicha menjelaskan situasinya tadi dengan beralaskan suara serak bangun tidur yang jelas terdengar.

"Oalaah, bangun tidur ya? Pantes aja kedengerannya kamu linglung gitu." 

"Kenapa kak, ko nelpon?" tanya Felicha polos.

"Aku udah didepan rumah kamu sekarang," 

"Hah?!" spontan Felicha lompat dari kasurnya.

"Kak kok mendadak banget si, ini aja masih jamm-" kedua mata Felicha mengarah ke jam dinding kamarnya, yang semakin membuat psikiater muda tersebut terkejut karena waktu telah menunjukkan pukul 09:00.

-- SEMBILANN??!"

~


"Biii? Bii Sri??" panggil Fenzo kepada wanita paruh baya yang sempat mengaku pembantu di rumah keluarga Magenta tersebut.

"Iya denn?" bi Sri menjawab setelah memunculkan dirinya dari dapur.

"Bibi udah siapin kamar buat Psikiater baru kita kan? ".

"Udah siap ko den,"

"Okelah kalo gitu, sekarang aku berangkat ke kantor dulu ya bi,"

"Sekarang Jovan lagi ngejemput. Kalo psikiater kita udah dateng, Fenzo minta tolong lagi ke bibi buat bantu dia ya bi?" pesan Fenzo ramah sembari memegangi bahu bi Sri.

PERSONALITY ; Taehyung & Sohyun |REVISI|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang