"Dokter Sutomo meninggal bukan gara gara kamu pecat kan?"
"Apasih pa! Kalo ngomong yang bener. Gausah kebiasaan deh" Adrian masih menyangkal perkataan papanya.
"Dikasih tau yang bener malah nyolot. Kamu pikir papa ngomong kaya gini cuma sebatas bercandaan?? Kalo ga percaya, kamu bisa liat sendiri di perempatan lampu merah jalan Mahendradata. Papa harap beliau kecelakaan bukan gara ga--
Tuut
Adrian segera mematikan telfonnya dan bersegera untuk memastikan bahwa informasi dari papanya itu salah.
Ciiitt, ngghhhhh
Adrian mengeluarkan mobilnya dari parkiran rumah sakit, dengan sangat terburu buru. Ia melupakan aturan yang ia buat sendiri untuk tidak mengemudikan kendaraan disekitar rumah sakit dengan kecepatan yang tinggi.
"Nggak! Yang papa kasih tau pasti orang lain" Adrian terus mengucapkan pengulangan kalimat penenangnya saat ini.
"Sebuah kesalahan besar dokter sialan kaya lu, ikut campur pada kasus gue kali ini"
"Berdoanya sering seringin ya? Berdoa semoga lu dikasih umur yang panjang wkwk"
Disamping Adrian yang terus mengucapkan kalimat penenangnya itu, pikirannya juga terus mengulang ulang perkataan Jovan yang disampaikan kepadanya.
"Ngga, gue ngga salah. Gue ngga ngelakuin kesalahan lagi kan??" Batin Adrian yang terus terus menenangkan hatinya.
.
.Setelah memberi tahu Felicha untuk tidak memberi tahu siapa siapa tentang kelanjutan kondisi jenazah sopir misterius, Adrian langsung mematikan telfonnya.
Adrian yang duduk di ruangannya sebagai direktur rumah sakit itu sedang menatap kosong memikirkan apa yang sedang terjadi di ruangan jenazah sebelummya.
Feelingnya merasa ada yang tidak beres dengan Jovan dan temannya yang ia temui beberapa saat lalu.
Hal tersebut terus mengusik pikirannya, untuk menemukan jawaban dan maksud dari kejadian tadi.
Kini Adrian terlihat sedang akan menghubungi seseorang melalui telepon berkabel diruangannya.
"Emm Surya, tolong kirim semua rekaman cctv di ruangan jenazah ya?"
"Saya tunggu sekarang juga" Adrian menutup panggilannya.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, file rekaman cctv telah sampai pada layar laptop Adrian.
Saat Adrian mulai menyusuri setiap video rekaman cctv dimulai sejak datangnya jenazah korban kecelakaan sopir misterius tersebut, ia menemukan scene dimana doktor Sutomo dan Jovan sedang berbicara disamping jenazah tersebut.
Adrian yang melihat rekaman tersebut, memiringkan kepalanya penasaran, ingin tahu apa yang sedang dibicarakan oleh keduanya.
Beberapa jam setelahnya, setelah Jovan dan Dr Sutomo saling bertemu, Felicha dan beberapa polisi, mendatangi jenazah tersebut.
Terlihat juga bahwa Felicha sedang mengamati keadaan jenazah yang membuka kain putih diatasnya.
Namun, tak lama kemudian. Datang Jovan dan satu polisi menghampiri Felicha. Entah apa yang dikatakan Felicha, hingga membuat Jovan menariknya untuk pergi dari ruangan tersebut.
"Bentar, disini gue rasa udah ada yang aneh" ucap Adrian menghentikan sementara video rekaman cctv tersebut.
Ia kemudian mengambil pulpen yang selalu menempel di saku jas dokternya, untuk menulis beberapa poin yang menurutnya aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSONALITY ; Taehyung & Sohyun |REVISI|
FanficFOLLOW DULU YUK SEBELUM MEMBACA "Ini terakhir kalinya gue peduli sama lu Marcel," ~Fenzo Ghavar Magenta. "Gue sama sekali gabutuh empati peduli dari lu!" ~Marcelino Zeen Magenta. "Sebenernya dari dua bersaudara kakak adik ini, mana sih yang butuh gu...