~Saran yang akan saya berikan kepada seseorang yang diam-diam berjuang adalah, kamu tidak harus hidup seperti itu. Kamu juga tidak harus berjuang dalam diam. Kamu bahkan bisa memberitahu mereka. Kamu dapat hidup dengan baik dengan kondisi kesehatan mental, selama kamu terbuka kepada seseorang. Hal itu sangat penting bagimu untuk berbagi pengalaman dengan orang-orang sehingga kamu bisa mendapatkan bantuan yang kamu butuhkan.
"Lu sendiri tau dengan jelas, gimana gatau dirinya ni tua bangka sama kedua pasien pasien pengidap mental lu itu!"
"Apa lu mikirnya itu cuma hal biasa??"
"Padahal kalo mereka berdua tau apa yang udah ni tua bangka sembunyiin, mereka juga ga segan buat ngelakuin hal kaya gue tadi."
Kedua lensa Felicha bergetar menatap kearah Jovan, setelah ia mendengar pengakuan jika Jovan telah mengetahui apa yang sudah disembunyikan bi Sri selama ini. Ia lupa jika tadi dirinya harus bersandiwara dengan Marcel, hanya untuk memusnahkan kamera cctv yang sedang mengawasi mereka. Tentu saja hal tersebut sangat memungkinkan bagi Jovan untuk mengetahui apa yang sudah bi Sri ceritakan kepada dirinya.
"Kenapa? Lu kaget gue tau??"
"Kalo lu ngiranya gue tau gara gara gue ngepantau lu dari cctv, lu salah besar."
"Karna gue udah tau semua cerita tragis itu, sebelum ni tua bangka cerita ke lu!"
"Ko bisa??!" pikir Felicha semakin terkejut menanggapi pernyataan langsung dari Jovan barusan. Bagaimana dirinya tidak terkejut jika bi Sri sendiri yang memberitahukan kepadanya bahwa dialah orang pertama yang diberitahu.
Lalu apakah mungkin Jovan mencuri informasi tersebut? Tapi bagaimana bisa??
"Kaget kan lu? Ternyata ada orang yang semunafik dia?"
"Dia keep semua kisah lawak itu, tanpa ngasih tau kejadian sebenernya sama dua anjing ini."
"Lu ga kasian sama mereka berdua apa? Pasien pasien lu loh mereka Fel," Jovan membuat pikiran Felicha tergoyahkan dengan fakta yang ia dapat dari cerita bi Sri tersebut. Cerita mengenaskan yang hanya diketahui sebelah pihak, dan tentu itu jadi alasan yang kuat mengapa Marcel sangat membenci Fenzo.
"Lu ngomong apasih njeng?!" bentak Marcel yang sudah terlihat penasaran dengan semua maksud dari ucapan Jovan yang membuat Felicha hingga terdiam tak berkutik kembali.
"Ah, iya. Lu belum tau ya Cel?"
"Sini gue ceritain langsung." Jovan mendekati Marcel dengan senyuman licik khasnya yang keambali mendominasi wajahnya yang terluka bekas pertarungan dengan Fenzo barusan.
"Gini ya, gue kasih tau lu ke intinya aja."
"Sebenernya dari kecelakaan bokap dan bundalu ituu-"
"Jangan!!"
"Ja-jangan lu dengerin cerita palsunya dia Cel!!" sela Fenzo dari posisinya yang masih terbaring di atas lantai sambil merintih kesakitan menatap kearah Marcel dengan tujuan agar ia tidak terhasut ataupun mempercayai ucapan Jovan.
"Cerita palsu??" sebut Jovan sambil menaikkan sebelah alisnya menatap kearah Fenzo.
"Bentar bentar, ko kayanya ada sesuatu yang menarik dan baru gue ketahui lagi nih." Jovan berjalan mendekati Fenzo yang masih meringkuk kesakitan.
Marcel semakin tidak mengerti maksud dan situasi dari berbagai reaksi yang terlihat dari Felicha, Jovan dan Fenzo yang telah mengetahui suatu hal yang belum ia ketahui.
Cerita apa yang membuat dokternya itu saat ini hanya terdiam mematung,
Cerita apa yang membuat Jovan sangat berantusias, dan
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSONALITY ; Taehyung & Sohyun |REVISI|
FanficFOLLOW DULU YUK SEBELUM MEMBACA "Ini terakhir kalinya gue peduli sama lu Marcel," ~Fenzo Ghavar Magenta. "Gue sama sekali gabutuh empati peduli dari lu!" ~Marcelino Zeen Magenta. "Sebenernya dari dua bersaudara kakak adik ini, mana sih yang butuh gu...