1 0 ° / Tragedi Klub Malam

391 242 387
                                    

.
.
.
.
.

"Maksudnya?"  

Suara gertakan Marcel yang terdengar mengintimidasi, menyulut rasa panik di hati Felicha yang terdampar tak berdaya, di atas tubuhnya yang terlentang di atas sofa. Kedua mata Felicha ikut terbuka lebar dalam keheranan dan ketakutan yang tak terduga, setelah kedua pasang mata mereka bertemu dalam keheningan yang menegangkan.

Tidak ingin berlama dalam posisi yang membuatnya canggung hingga membuat wajahnya padam dengan kemerahan, Felicha mulai berusaha untuk membangunkan dirinya serta menjauhkan dirinya dengan tatapan Marcel yang masih mengejar kedua manik matanya dengan tajam. 

Namun peluh dingin semakin membasahi kening Felicha, saat usahanya untuk bangun dari tubuh Marcel selalu digagalkan oleh belenggu Marcel yang secara berturut turut menahan lingkaran pinggang Felicha untuk kembali terjatuh di atas tubuhnya. 

"Ma-marcel," sebut Felicha semakin gugup.

"Jawab dulu."

"Makanya lepasin dokter dulu,"

"Ga dijawab, ga dilepasin." ujar Marcel tidak ingin mengalah, namun justru semakin melingkarkan kedua tangannya dengan erat pada pinggang psikiaternya.

"Marcel please??!"  rintih Felicha memohon dengan frustasi.

"Yaudah sih kalo gamau jawab gue dulu."

"Gue juga ga masalah kalo dokter mau berjam jam kek gini." ungkap Marcel dengan nada meledek, sambil menunjukkan senyumannya yang penuh memberikan kepuasan, seolah menikmati setiap detik dari posisi mereka yang semakin menegangkan ini.

"Gimana gue bisa jawab, kalo wajah lu deket banget Marcel!!!" batin Felicha menanggapi ucapan Marcel dengan wajahnya yang terlihat semakin tertekan.

"Ma-maksud dokter bilang gituu karena ka-kamuu,"

"Kan dokter psikiater, masa gini doang bikin grogi sih?!" cibir Marcel menyela ucapan Felicha yang masih terbata-bata dengan nada bicaranya angkuh dan terkesan meremehkan.

"Maksudnyaa," 

"Kamuu..."

"Ka-kamuu..."

"Kamu itu ganteng banget!" 

"Lagi mabuk aja ganteng banget!"

"Dok, kalo jawaban dokter makin sembarangan ga karuan, gue juga bisa ngelakuin hal sembarangan sekarang." ancam Marcel dengan mengubah sorot kedua matanya kebawah, menatap dengan penuh ambigu pada area bibir Felicha.

"KAMU PURA PURA MABUK KAN?!" ujar Felicha meninggikan suaranya sembari menyipitkan matanya dengan kuat.

Usai mendengar Felicha yang akhirnya mengeraskan suaranya untuk menjawab maksud dari dialog Felicha yang sejak tadi membuatnya penasaran, Marcel secara tersadar melepaskan kedua tangannya yang membelenggu pinggang Felicha dan membiarkannya terbangun dari atas tubuhnya. 

Felicha berani menyimpulkan bahwa Marcel hanya berpura-pura mabuk dengan bukti yang mengarah langsung pada tingkah laku Marcel yang sempat membuat heboh bi Sri, dan dirinya.

Pertama ; Saat Marcel secara tiba-tiba memeluknya, Felicha bisa mencium bahwa tidak ada sama sekali terciumnya bau alkohol yang bersumber dari mulutnya. Bau alkohol yang tercium menyengat tersebut, hanya berasal dari baju yang sedang ia kenakan. Seperti sengaja ditumpahkan, agar dapat membuat orang yang menciumnya dapat menananggapi dengan spontan jika Marcel sedang mabuk berat.

Kedua ; Saat Jovan melepas paksa Marcel untuk membuka pelukannya, Felicha bisa amati dari pandangannya bahwa bibir Marcel tidak terlihat kering, justru terlihat baik baik saja. Mata Marcel pun terlihat sangat berbinar. Karena pada umumnya orang yang sedang dalam pengaruh alkohol, jangankan membuka matanya utuh, membuka setengahnya pun mereka akan merasa kesulitan.

PERSONALITY ; Taehyung & Sohyun |REVISI|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang