50-Satu per Satu

1.9K 75 4
                                    

Satu hati mulai melemah. Tersisa satu hati yang masih merasa gagah.

~Deandra Briana~

***

"Abdil."

Abdil langsung mengangkat wajah untuk melihat seseorang yang memanggilnya.

Abdil langsung berdiri saat melihat Keno dan Kara yang tengah memandangnya.

"Om," ucap Abdil.

Abdil mengusap air mata dan tersenyum ramah pada Keno.

"Ngapain kamu di sini?" tanya Keno.

Abdil menatap Kara sejenak. "Lihat Papa sama Mama, Om."

Keno mengangguk. "Temani Om dan Kara ke dalam," pinta Keno sambil merangkul bahu Abdil.

Abdil masih diam di tempat lalu bertanya, "Untuk apa, Om?"

Keno menatap Abdil. "Bawa Mama kamu pulang tapi tidak dengan Papa kamu," jelas Keno.

Abdil melirik Kara sekilas. "Om mau cabut laporannya?"

Keno mengangguk. "Om ingin mempertemukan Mama kamu dengan Dea. Tadinya Om dan Kara tidak akan ke sini, tapi Kara mengajak Om karena kita mendapat kabar bahwa Dea semakin kritis,"  jelas Keno lemah.

"Dokter bilang, jika kedua orang tua Dea tidak ada Dea akan semakin kritis, sebab Dea selalu bergumam memanggil orang tuanya," sambung Keno.

Abdil terdiam mendengar perkataan Keno. Apa separah itu kondisi Dea saat ini? Abdil benar-benar benci dengan acara ulang tahun. Karena acara itu Abdil harus menyakiti hati serta fisik orang yang dia sayang.

Kara berjalan mendahului mereka berdua membuat Keno membuang napas kasar. Keno mengangguk pada Abdil dan berjalan mengikuti Kara.

Mereka sampai di dalam. Keno berjalan untuk mengurus laporannya terhadap Risna sedangkan dua remaja itu menunggu.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya Keno datang menghampiri mereka yang sedari tadi hanya terdiam dan saling menatap tajam.

Keno memberi isyarat pada mereka berdua agar mengikuti langkah seorang polisi yang menuju bui Risna dan Fernando.

Saat mereka sampai Risna dan Fernando terkejut dan hanya mampu diam. Polisi membuka kunci si jeruji.

"Saudara Risna anda bebas." Sesuai dengan permintaan Keno yang hanya membebaskan Risna tidak dengan Fernando, adiknya sendiri.

Risna membekap mulut saking terkejut, berbeda dengan Fernando yang menunduk lemah. Sudah Fernando kira jika dia berbuat salah Keno akan menghukumnya.

Risna melirik suaminya dengan derai air mata seperti tidak rela meninggalkannya. "Maaf, Mas." Risna sudah keluar dari bui dan Fernando mengangguk untuk menanggapi ucapannya.

[✔️terbit] 1. The Girl That HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang