Tahu gak? Pencapaian terhebat dalam hidup itu ... ketika kamu menanggung beban paling berat dihidupmu sendirian tanpa kamu memberitahukan pada siapapun. Percaya atau tidak, buktikan sendiri.
(Tuliskan Namamu, akan ku beri salam spesial buat kamu)
Happy reading
***Dea dan Kara kini tengah berada di pinggir kolam rumah Dea. Mereka terdiam sambil mengayunkan kedua kaki ke dalam air.
Kara melirik Dea heran. "Kemana kamu selama lima hari ini?!" Suara Kara begitu lembut di telinga Dea.
Dea melirik Kara sekilas lalu tersenyum kecut. "Hanya cari angin," jawab Dea yang membuat Kara semakin terheran-heran. "Cari angin?" tanya Kara.
"Cari angin sampai lupa waktu, cari angin sampai berhari-hari. Aneh!" sambung Kara sambil memukul air kolam.
Dea sama sekali enggan memberi tahu tentang penyakitnya pada Kara. "Aku cuma nemu tempat yang nyaman, yang tidak membuat aku sakit," ucap Dea sambil melirik Kara.
Mata Kara mendelik heran. "Apa rumahku gak nyaman buat kamu? Apa karena ucapan Redio dan Randy kamu pergi?!" tanya Kara menggebu.
Dea menggeleng sambil tersenyum. "Enggak! Bukan karena semua itu. Ini cuma perihal waktu dan aku, aku yang hilang sebab terbawa suasana aja," jawab Dea seolah-olah sangat bahagia.
Kara menatap Dea dari samping. "Aku sama sekali gak ngerti sama ucapan kamu?" ucapnya datar.
Dea kembali melirik Kara. "Papa gak akan pulang sebelum aku lulus! Jadi ini perihal waktu sama aku, Kar. Kamu tahu mungkin papa menginginkan aku tiada sebelum kelulusan itu tiba," lirihnya.
"Cukup! Aku di sini, bunda sama ayah suport kamu. Lirik kami yang sayang sama kamu, kamu bukan Tuhan, papa kamu juga bukan Tuhan yang bisa mengatur segalanya," ucap Kara menggebu.
Seketika mata Dea berkaca-kaca.
Maafkan aku, Kar! Batinnya.
"Tapi sepertinya itu terjadi, Kar. Sudah waktunya semua berakhir, entah dengan tangisan atau dengan senyuman!" lirih Dea sambil menatap Kara.
Kara hanya menatap Dea dengan heran. Semua yang diucapkan Dea benar-benar tidak masuk diakal. "Lalu buat apa kamu di sini? Tinggal sendiri, membatin sendiri tanpa ada teman curhat!" ujar Kara.
Dea mengalihkan pandangannya. "Jadi ... maksud kamu aku tinggal sama kamu lagi, gitu?" tanya Dea.
Kara mengangguk. "Iya! Kayak kemarin. Jujur aku kesepian tanpa kamu," ujar Kara.
![](https://img.wattpad.com/cover/233577417-288-k739162.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️terbit] 1. The Girl That Hurt
Ficção Adolescente(𝐒𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐢𝐭 𝐭𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐝𝐢 𝐒𝐡𝐨𝐩𝐞𝐞 𝐅𝐢𝐫𝐚𝐳 𝐌𝐞𝐝𝐢𝐚-𝐏𝐚𝐫𝐭 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐥𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩) "Anak pembawa sial!" Tuttttt .... Iya. Aku adalah anak pembawa sial dalam keluarga. Namun, dulu aku adalah seorang gadis kecil ya...