53-Permintaan Indah

2.1K 77 2
                                    

"Mungkin sekarang kita masih menggenggam erat, tapi entah nanti, esok atau lusa. Akan ada saatnya genggaman itu terlepas kembali."

~Deandra Briana~

***

Arjas serta Risna hanya menatap heran Dea yang malah terdiam dan memejamkan mata seperti menahan sesuatu.

"Kamu kenapa, sayang?" tanya Risna.

Dea langsung membuka mata dan menggeleng. "Dea cuma mau bilang ... kalo tanggal 26 April berarti lima hari lagi Dea akan ulang tahun. Apa boleh Dea rayakan tahun ini saja?" ungkap Dea sedu.

Risna dan Arjas saling melirik satu sama lain dan menunduk dalam. Mereka sudah benar-benar kejam, hingga tak pernah lagi memberikan kata selamat ulang tahun untuk Dea.

"Papa akan pesan semuanya sekarang, sayang. Kamu mau rayakan di mana? Biar Papa persiapkan sekarang," ucap Arjas mantap seolah tak ingin melewati momen ini.

Dea menatap Risna dan Arjas secara bergantian. "Pantai," lirih Dea.

Arjas mengangguk. "Baik, sayang." Tangannya beralih mengelus kepala Dea.

"Dan satu lagi," ucap Dea yang membuat Arjas serta Risna menatapnya. "Semuanya harus pake baju putih. Gak usah mewah yang terpenting orang yang sayang sama Dea ada di acara nanti."

Arjas serta Risna kembali saling melirik. Permintaan Dea memang sederhana, namun terasa aneh.

"Iya," jawab Risna.

Dea tersenyum. Walau ada satu rasa yang sulit dia definisikan sendiri. Entah apa yang membuatnya seperti ini?

"Ayah," panggil Dea pada Keno yang sedang berkumpul dengan Luna, Kara, Abdil, Randy dan Redio yang sedari tadi juga mendengarkan percakapannya.

"Iya, Dea?" Keno tersenyum.

"Tolong bebaskan amAyahnya Abdil. Dea juga mau Om Fernando ada nanti. Bagaimana pun juga Om Fernando Ayah Dea, orang tua Dea," tutur Dea yang membuat semuanya terpaku.

"Tapi dia yang sudah membuat kamu terluka," jawab Keno.

"Itu musibah, bukan suatu kesalahan." Risna dan Arjas langsung membeku. Mereka merasa tertusuk mendengar kata tersebut. Merasakan bahwa mereka sudah melakukan kesalahan besar dalam hidup. Sudah menyia-nyiakan anak semata wayang mereka sendiri.

Keno akhirnya mengangguk. Rasanya Keno juga tidak tega mengurung adiknya di penjara.

"Udah dong, jangan tegang. Kita baru aja bahagia masa harus sedih lagi," ucap Randy mencairkan suasana.

Semuanya langsung membuang napas dan tersenyum. Walau ada rasa aneh yang entah apa?

Kara bahkan tak beralih menatap Dea. Dia terdiam dan tak menghiraukan ucapan mereka. "Jangan pernah mengubah kebahagiaan dalam satu detik menjadi kesedihan yang berlarut," batin Kara.

[✔️terbit] 1. The Girl That HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang