"Mengapa begitu sulit meluluhkan hatimu."
~Deandra Briana~
"Dalam tidurku aku menangis melihat diriku sendiri yang sama sekali tidak berguna bagi orang yang aku sayang."
***
Seseorang baru saja turun dari mobil hitam dan membawa koper mini untuk masuk ke dalam penginapan di kota Bandung.
Mata tajamnya tertutup kacamata hitam. Saat sampai di depan resepsionis dia langsung melepaskan kacamata dan meminta kunci kamarnya.
Setelah mengucapkan kata benci pada orang di kota ini dan tidak mau kembali sebelum orang itu lulus sekolah, nyatanya tidak berlaku jika itu urusan uang.
Kakinya mulai menyusuri lorong penginapan yang dia sewa selama beberapa hari ini. Saat sampai dia langsung merebahkan tubuh.
Entah kenapa air matanya tiba-tiba menetes tanpa sebab. Pikirannya sejak tadi di pesawat terus berkelana mengingat setiap kejadian di masalalunya.
Sore ini rencananya dia akan menemui Keno pemilik PT. PRATAMA JAYA. Ada perubahan tempat yang akan mereka gunakan, awalnya mereka akan bertemu di sebuah Cafe tapi tiba-tiba Keno mengabari bahwa sedang tidak enak badan dan harus dirawat di rumah sakit. Jadi mau tak mau Arjas harus datang ke tempat Keno dirawat. Demi uang dia rela berkorban. Bukan demi anak.
Tidak ada kecurigaan di benaknya, karena dalam otaknya selalu uang yang menjadi nomor satu.
Entah kenapa dirinya mengingat kata-kata orang yang tak dia kenal di pesawat tadi.
"Apa tujuan anda datang ke Indonesia?"
"Ada bisnis penting dan saya diharuskan datang padahal ada kepercayaan saya di sana."
"Apa anda punya keluarga di Indonesia? Emm ... maaf saya hanya bertanya."
Sejenak Arjas terdiam dan perlahan kepalanya menggeleng berbeda dengan hati kecilnya yang berkata 'iya'.
Orang itu mengangguk dan sedikit tersenyum kikuk karena merasa tak sopan bertanya seperti itu pada orang yang tak dikenal. "Saya kira anda punya saudara di Indonesia. Mungkin keluarga anda semuanya ada di Thailand, kan?"
Kepalanya kembali menggeleng. "Saya sendiri. Mereka sudah pergi dan saya tidak punya siapapun."
Orang itu terdiam lalu menatap tidak percaya. "Harta anda berakhir sia-sia, tidak bisa membahagiakan diri sendiri bahkan orang lain. Akh, kenapa saya bilang tidak bisa membahagiakan diri sendiri karena setidaknya hidup tanpa keluarga itu akan hampa. Hanya bisa memeluk pekerjaan yang memakan waktu dan tidak punya tempat untuk menghilangkan rasa lelah itu. Biasanya rasa lelah seorang Ayah itu akan hilang ketika pulang bekerja memeluk anak dan istrinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️terbit] 1. The Girl That Hurt
Teen Fiction(𝐒𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐢𝐭 𝐭𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐝𝐢 𝐒𝐡𝐨𝐩𝐞𝐞 𝐅𝐢𝐫𝐚𝐳 𝐌𝐞𝐝𝐢𝐚-𝐏𝐚𝐫𝐭 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐥𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩) "Anak pembawa sial!" Tuttttt .... Iya. Aku adalah anak pembawa sial dalam keluarga. Namun, dulu aku adalah seorang gadis kecil ya...