17-Ikut Kara

1.1K 87 0
                                    

"Hanya masa waktu dan tempat yang membuat kita tidak tahu menahu soalnya dan masalahnya."

'The Girl That Hurt'

"Jika ini terbaik, maka lakoni dengan baik. Jika memang seharusnya maka jalanilah, tanpa harus menunggu sampai saat itu."

'The girl that hurt'


"Kian lama kian membara, kampa cinta untuknya."

Dea terdiam membeku memandang mewahnya rumah Kara. Memang tak semewah dan semegah rumahnya, namun rumah Kara memiliki aura kebahagiaan dibandingkan rumahnya.

Kara melirik Dea dengan heran, sebab Dea hanya mampu terdiam. "Kenapa diam? Ayo masuk," ajak Kara sambil menarik pergelangan tangan Dea.

Dea melirik Kara dan tidak bergerak membuat Kara berhenti menggenggam tangannya. "Ini terlalu berlebihan, Kar," ujar Dea menatap Kara.

Kara melirik Dea dengan mengangkat kedua alisnya. "Maksud kamu?!" tanya Kara heran.

"Aku bukan siapa-siapa kamu. Jadi, aku gak berhak untuk tinggal di sini," ucap Dea yang membuat Kara membuang napas gusar.

Kara tak menjawab ucapan Dea. Ia malah melirik kanan dan kiri, lalu ...

Cup

Satu kecupan mendarat di bibir Dea. Dea membeku saat menerima kecupan singkat dari Kara. Kara terkekeh kala melihat wajah Dea yang memerah akibat perlakuannya. "Apa belum cukup! Dengan itu kamu harus bisa mengerti, bahwa kamu bukan sekedar orang baru yang aku kenal, tapi lebih," ungkap Kara yang langsung memeluk Dea dengan hangat.

Dea hanya terdiam. Tak mampu menjawab ucapan Kara serta pelukkan hangat Kara.

***

Kini Kara dan Dea tengah berdiri di ambang pintu utama rumah. Kara melirik Dea yang menunduk, Kara tersenyum lalu membuka pintu dengan perlahan. "Assalamualaikum! Bunda," salam Kara lalu membawa Dea masuk.

Ucapan salam pun dijawab dari arah dapur. "Wala'alaikumsalam!"

Kara membawa Dea ke dapur, namun Dea asyik melirik seluruh isi rumah Kara yang menurutnya sangat menarik dan terkesan enak untuk dipandang. Dea yang mendengar suara langsung melirik ke arah suara tersebut.

Dea terdiam membisu. Menatap wanita cantik yang tengah berdiri di depannya dengan balutan daster. Wajah cantik, senyum yang manis serta tatapan yang teduh membuat Dea mengalirkan air matanya tanpa sadar. "Suster baik!" lirihnya sambil tersenyum.

[✔️terbit] 1. The Girl That HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang