35-Danau Tempat Kita Mengenang

1K 64 0
                                    

Sebuah cinta yang dianggap terlarang. Nyatanya membuktikan sebuah kebahagiaan yang diciptakan dari hal sederhana oleh dua insan.

TGTH

***

Kara dan Dea baru saja turun dari mobil. Mereka tengah berada disebuah danau. Kara berjalan menghampiri Dea dan menggenggam tangan Dea, lalu membawanya ke tepi danau itu.

Dea tersenyum saat melihat suasana danau yang begitu tenang dan indah. "Danaunya bagus," ujar Dea senang.

Kara juga tersenyum sambil menatap Dea dari samping. "Iya! Ini tempat favorit aku dan juga sahabat aku," jawab Kara lirih.

Dea melirik Kara yang kini tengah memandang ke depan. "Redio, Randy dan Abdil?" tanya Dea.

Kara melirik Dea lalu tersenyum sekilas. "Iya! Tapi itu dulu. Ketika kami utuh menjadi sahabat," jawab Kara.

Dea menatap Kara sendu. "Sebenarnya persahabatan kamu sekarang lagi ngambang, kan? Gara-gara ... aku," kata Dea pelan.

Kara melirik Dea. "Kata siapa?" tanyanya cepat.

Dea memejamkan matanya. "Kamu selalu adu mulut sama Redio dan Randy cuma belain aku, Kar. Sahabat kamu selalu bilang kalo aku gak pantes sama kamu," jawab Dea sendu.

Dea mendudukkan dirinya di bawah pohon yang cukup rindang dan di ikuti oleh Kara.

Kara menatap Dea. "Kami memang selalu berbeda pendapat dalam semua hal. Dulu aku yang selalu ngalah dari mereka berdua, sampai-sampai mereka berdua lebih milih aku dibandingkan Abdil karena aku selalu mengalah. Tapi, sekarang adalah perihal hati. Aku yang ingin bahagia, aku yang mengerti tentang perasaan aku sendiri, mereka hanya bisa berpendapat tanpa tahu apa yang aku rasakan, Dea!" ungkap Kara yang membuat Dea menatapnya dalam.

Tatapan Dea begitu sendu sampai akhirnya satu tetes air mata jatuh. "Tapi bukannya mereka yang selalu ada buat kamu! Sedangkan aku hanya orang yang bisanya nyusahin kamu," balas Dea sendu.

Kara juga menatap Dea. "Iya! Mereka selalu ada. Tapi apa mereka bisa bikin aku tersenyum? Enggak!" ujar Kara.

Dea tetap menatap Kara begitu sendu. "Tapi mereka sahabat kamu dari kecil, kan?" Dea menangis.

Kara mengangguk mantap. "Betul! Tapi mereka selalu menganggap bahwa aku selalu salah. Mereka gak pernah kasih aku kesempatan untuk bisa jatuh cinta," jawab Kara lirih.

Dea menatap heran pada Kara. "Maksudnya?!" tanya Dea.

Kara menunduk. "Maksudnya ... ketika aku baru aja jatuh cinta. Mereka malah melarang aku deket sama kamu," jawab Kara pelan.

Dea langsung terisak lalu memeluk Kara. "Makasih Kara. Aku gak pernah berpikir jika akan ada orang yang mau jatuh cinta sama aku. Setelah sekian lama aku gak merasakan hangatnya cinta dan kasih sayang, kamu datang dan memberikan semua itu!" ungkap Dea sambil.

[✔️terbit] 1. The Girl That HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang