1. Alaskar Mahanta

26.9K 515 7
                                    

SEBELUM MEMBACA CERITA INI, BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT, YA TEMAN-TEMAN.

KAN KALAU VOTE ITU EZ. SE EZ NGERJAIN ULANGAN MATEMATIKA! JADI, DIHARAPKAN VOTE KARENA KALAU TIDAK VOTE KITA BUKAN BESTIE!!!

SELAMAT MEMBACA

ALASKAR Mahanta, remaja laki-laki yang mengenakan baju Jersey warna hijau itu tengah mengatur nafasnya yang memburu sembari duduk di pinggir lapangan indoor selepas mengalahkan lawannya dari perwakilan kelas XI IPS 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ALASKAR Mahanta, remaja laki-laki yang mengenakan baju Jersey warna hijau itu tengah mengatur nafasnya yang memburu sembari duduk di pinggir lapangan indoor selepas mengalahkan lawannya dari perwakilan kelas XI IPS 1.

Dada Alaskar naik turun, keringat mengalir deras melalui pelipis dan sekujur badannya, membuat dirinya terlihat keren di mata kaum hawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dada Alaskar naik turun, keringat mengalir deras melalui pelipis dan sekujur badannya, membuat dirinya terlihat keren di mata kaum hawa. Tak jarang para perempuan memperhatikan Alaskar begitu intens.

Kendati dijadikan sentral atensi, Alaskar tidak begitu peduli. Ia justru menajamkan pandangannya ke sekitar, mencari sosok perempuan yang biasanya selalu memberikannya air selepas ia bertanding.

"Enggak minum lo, Kar?" tanya Febrio-teman satu tim Alaskar. Keduanya memang mewakili kelas mereka, yakni kelas XI-IPA 1.

Alaskar mengalihkan atensinya pada Febrio, lalu kepalanya menggeleng pelan, "Nunggu Netta," jawab Alaskar singkat, lalu kembali lagi menatap lapangan.

Febrio bergeming sejenak, seperti sedang berpikir. "Nungguin Netta bawain air? Kenapa enggak minum minuman dari Aurora aja?" Febrio menunjuk sebotol air mineral yang sebelumnya dibawa oleh seorang gadis bernama Aurora.

Alaskar mengikuti arah pandang Febrio. Sorot matanya berubah malas, "Enggak minat gue," sahutnya singkat.

Sejujurnya, Alaskar sangat-sangat ingin meminum air yang ada di sebelahnya. Namun, gengsi nya terlalu tinggi untuk melakukan hal tersebut.

Febrio lantas hanya bisa mungat-mangut, tidak berani berinteraksi dengan Alaskar lebih lanjut.

"Oke lah, kalau gitu. Btw, yang tadi NT, bro," ucap Febrio membuka telapak tangan kanannya dan mengarahkannya pada Alaskar-ancang-ancang untuk berselebrasi.

ALASKAR MAHANTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang