37|Badmood

3.3K 118 26
                                    

||Bab Tiga Puluh Tujuh||

"KATA lo, dia enggak bisa bikin barang-barang kayak gitu?" Raihan menaikkan alis sebelahnya melihat Alaskar yang terduduk murung di sofa ruang tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KATA lo, dia enggak bisa bikin barang-barang kayak gitu?" Raihan menaikkan alis sebelahnya melihat Alaskar yang terduduk murung di sofa ruang tamu.

"Setahu gue emang gitu. Tapi, tadi gue lihat rumah-rumahan di meja makannya. Dia bilang buat sendiri," tutur Alaskar lesu seraya memandang kosong lantai di bawahnya, merasa sia-sia sudah membuang waktu dan tenaganya semalaman.

Raihan hanya bisa menghela nafasnya berat melihat temannya yang sedang duduk di sofa single. Ia merasa kasihan pada sahabatnya yang satu itu.

"Padahal lo udah berusaha buat ngelarin makalah cepet-cepet supaya bisa bikinin tugas Aurora," ujar Raihan memberitahukan alasan Alaskar beberapa hari belakangan sibuk dengan makalahnya.

"Hmm..." Alaskar berdeham. "Gue udah kerjain dari malem, eh ujung-ujungnya begini."

Alaskar sengaja membuatnya tanpa sepengetahuan Aurora. Sebab, Alaskar ingin memberikan kejutan pada kekasihnya. Namun, alih-alih ia yang memberikan kejutan, justru Alaskar yang dibuat terkejut oleh Aurora.

Satu pertanyaan dibenak Alaskar. Bagaimana bisa Aurora membuat rumah-rumahan sebagus itu? Alaskar bukannya meragukan, tetapi Alaskar berusaha realistis. Ia tahu kemampuan Aurora. Bagi Alaskar, untuk ukuran Aurora yang tidak memiliki basic membuat kerajinan

"Lo enggak bilang ke Aurora kalau lo udah bikinin rumah-rumahan juga buat dia?" Raihan kembali bertanya pada Alaskar yang duduk di sofa seberangnya.

(Ilustrasi Ruang Tamu Rumah Raihan)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustrasi Ruang Tamu Rumah Raihan)

Sebelum menjawab pertanyaan Raihan, Alaskar mendengkus dengan matanya yang memicing sebal. "Ya enggak lah. Kalau gue ngomong, kena mental gue. Rumah-rumahan yang gue buat enggak sebagus yang dia bikin."

Raihan langsung mengernyitkan kening bingung, merasa bingung. Memangnya sebagus apa rumah-rumahan yang dibuat oleh Aurora, si pelajar amatir itu?

"Emang dia bikinnya bagus banget?" tanya Raihan memastikan.

ALASKAR MAHANTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang