33|Marah

4.4K 151 2
                                    

||Bab Tiga Puluh Tiga||

"INI kita mau ngapain, Kar?" Aurora menolehkan kepalanya pada Alaskar yang tengah berjalan di sebelahnya. Mereka sedang berjalan seraya bergandengan tangan, menyusuri Mall.

Alaskar yang sejak tadi fokus memperhatikan beberapa toko, lantas mengalihkan atensinya begitu diberikan pertanyaan oleh sang pacar.

"Makan? Atau keliling dulu?" tawar Alaskar membuat Aurora berdecak karena ia malah disuruh memberikan opini.

"Emang kamu mau beli sesuatu?" tanya Aurora memandang Alaskar.

"Mau beli parfum sama tas," kata Alaskar memberitahu.

"Oalah..." Aurora mungat-mangut, tanda paham. "Ya udah kalau gitu keliling aja dulu. Beli barang kamu, habis itu baru makan."

Alaskar mengangguk dan keduanya kembali berjalan menyusuri Mall Central Park yang menurut Aurora sangat luas ini.

Aurora mengenakan singlet hitam dibalut dengan kemeja flanel hitam-putih yang sengaja ia tidak kancing, mengikuti zaman. Dan hari ini, Aurora memilih celana jeans sepaha bewarna putih sebagai pilihannya.

Sementara Alaskar, seperti biasa cowok itu berpenampilan simpel. Ia hanya menggunakan kaos hitam dengan merek ternama disertai celana pendek bewarna senada. Kendati terlihat simpel, tetapi ketampanan Alaskar menyerbak kemana-mana. Hal itu dapat terlihat dari orang-orang sekitar yang memperhatikan cowok itu sejak tadi.

Ck! Jujur, Aurora kesal karenanya. Ia tidak suka bagi-bagi ketampanan Alaskar!

Selama beberapa menit mencari toko, akhirnya Alaskar dan Aurora sampai ke sebuah toko bernama 'Hermes'.

Aurora dibuat melongo karenanya. Hm! Aurora tahu. Hermes adalah salah satu toko barang branded dengan harga selangit. Mauren pernah mengatakannya.

"Kamu mau beli di sini, Kar?" tanya Aurora menatap Alaskar horor ketika mereka sudah masuk ke gerai Hermes.

Kening Alaskar mengernyit. Berikut kedua alisnya yang menukik tajam setelah melihat ekspresi Aurora. Namun, pada sekon berikutnya sudut bibir cowok itu terangkat naik, tersenyum. Merasa lucu mendapati ekspresi Aurora yang terlihat kaget.

"Hmm... emang kenapa?"

Aurora menelan salivanya susah payah, "T-tapi beli satu parfum di sini, bisa buat beli parfum satu toko di pasar malem, Alaskar," lirih Aurora berhasil membuat Alaskar tertawa.

Alaskar terkekeh, lalu tangan yang semula menggenggam tangan Aurora beralih untuk mengusap puncak kepala cewek itu.

"Mau coba beli di sini, Ra. Lagian juga beli buat kado Bunda. Mau cari yang unik," ucap Alaskar menurunkan tangannya dari kepala pacarnya.

Aurora mengembungkan pipi. Lagi-lagi ia kembali mungat-mangut. "Bunda ulang tahun?"

Sejenak, Alaskar tampak berpikir sebelum akhirnya menjawab. "Bukan. Aku cuman mau kasih kado aja karena dikit lagi kan, hari Ibu."

Aurora menepuk keningnya sendiri, "Aku lupa!" gumamnya, lalu kembali menatap Alaskar semangat. "Kalau gitu, aku juga mau bawain kado buat Bunda. Tapi, makanan aja buatan aku. Kira-kira Bunda suka nggak, ya?"

"Ya suka lah, Ra. Masa enggak suka," kata Alaskar tersenyum sembari mengusap pipi Aurora menggunakan ibu jarinya.

"Kalau enggak suka, gimana?"

"Pasti suka, Auroraaa..." balas Alaskar memanjangkan huruf vokal terakhirnya.

"Oke!"

***

ALASKAR MAHANTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang