67|UKS

3.4K 128 2
                                    

||Bab Enam Puluh Tujuh||

"RA?!" Alaskar menggasak masuk ke dalam UKS yang dipenuhi oleh teman-temannya dan teman-teman Aurora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"RA?!" Alaskar menggasak masuk ke dalam UKS yang dipenuhi oleh teman-temannya dan teman-teman Aurora. Mata cowok yang datang dengan nafas tidak beraturan itu mengedar, mencari keberadaan gadisnya.

"Ck! Ngapain lo dateng?" sindir Lea melipat kedua tangannya di depan dada, melirik Alaskar sinis. "Enggak sama Netta aja?"

"Le," tegur Raihan membuat Mauren merotasikan bola matanya jengah.

"Mana Aurora?" tanya Alaskar panik, tidak menghiraukan sindiran Lea sebelumnya.

"Bilik satu. Lagi dicek sama Dokter," jawab Arland mewakili yang lain.

"Kenapa dia bisa pingsan?" Alaskar kembali bertanya. Kali ini pertanyaan tertuju pada Mauren dan Lea.

"Gue enggak tau. Tadi, pas istirahat kedua abis sholat, kita mau ke perpus. Tapi, pas di koridor lantai satu, Rora langsung pingsan," jelas Mauren menampilkan raut cemas.

Alaskar berdecap bibir, khawatir. Bola matanya tersentral pada gorden putih yang membatasi bilik, tempat Aurora diperiksa.

"Tenang, Bro. Mungkin, dia schock karena ngalamin beberapa kejadian belakangan ini," tutur Rakan menepuk pundak sahabatnya, mencoba untuk menenangkan.

Alaskar bergeming. Masih menerawang gorden tersebut.

"Shock? Shock karena liat lo sama Netta kali, Kar," imbuh Lea sarkastik.

"Lea..." Raihan mengenggam tangan Lea, menyiratkan agar tidak membahas masalah itu. Namun, Lea tampak acuh dengan tatapan sinisnya. Bahkan, genggaman tangan Raihan langsung dilepas oleh gadis itu.

"Lo kan, tau, belakangan ini dia ngalamin banyak masalah. Tapi, tadi pas istirahat pertama lo malah nambah beban pikiran dia. Cowok macam apa lo?" Lea bersedekap dada dengan dagunya yang terangkat, seolah menantang Alaskar yang menatapnya datar.

Raihan memejamkan matanya sejenak, lalu cowok itu menarik Lea agar berdiri di belakangnya. Khawatir jika tiba-tiba Alaskar langsung menerjang pacarnya.

"Kar, sabar, Kar," Raskal ikut menenangkan. "Fokus sama Aurora aja."

"Hmm..." balas Alaskar mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Eh? Anak PMR-nya kemana?" Dokter Indri, dokter UKS di SMA Garena terkejut begitu ia membuka gorden dan tidak menemukan anak PMR sama sekali.

"Udah kita suruh keluar, Dok, supaya kita muat di sini," celetuk Raskal sembari menyengir membuat dirinya diberikan pelototan tajam oleh teman-temannya yang lain.

"Si anak bego!" gemas Rakan mengeraskan gigi gerahamnya.

"Oalah..." Dokter Indri hanya merespon demikian. "Saya udah cek keadaan Aurora. Semuanya baik. Enggak ada yang perlu terlalu dicemasin. Mungkin, dia pingsan efek kecapekan dan terlalu banyak pikiran. Jadi, tolong kalian jangan buat dia terlalu terbebani, ya?" Dokter Indri menatap para remaja di depannya satu persatu.

ALASKAR MAHANTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang