26|Kembali Mesra

6.7K 206 2
                                    

||Bab Dua Puluh Enam||

TERKADANG, Aurora berpikir. Apakah ia pantas marah kepada Alaskar yang sudah banyak membantunya dalam menunjang hidup? Apakah Aurora dapat dicap 'tidak tahu diri' lantaran melampiaskan rasa kecewanya pada orang yang sudah memberinya tempat tinggal dan memberinya makan serta uang yang membuat Aurora berkecukupan?

Entahlah, Aurora merasa bingung. Ia merasa menjadi orang yang tidak tahu diri karena menunjukkan rasa kecewanya seperti kemarin pada Alaskar.

Sekarang, hari Kamis pagi, Aurora sudah siap mengenakan baju batik bewarna ungu cerah. Gadis itu berjalan keluar lobby. Biasanya, Aurora akan memesan ojol atau naik angkutan umum ke sekolahnya. Namun, sepertinya tidak dengan hari ini.

Begitu Aurora sampai di depan lobi, ia sedikit terkejut karena melihat dua mobil yang tidak asing dalam indera penglihatannya. Mobil pertama; Avanza hitam dan mobil kedua; Nissan Juke putih.

Aurora menghentikan langkahnya dan matanya mengamati sang pemilik mobil yang bersamaan keluar dari kendaraannya masing-masing.

Susah payah Aurora menelan salivanya. Alaskar yang sudah siap mengenakan seragam serupa seperti yang Aurora pakai, keluar dari mobil Nissan Juke-nya. Sementara Hamada dengan pakaian kasual, juga keluar dari mobil Avanza hitamnya. Keduanya sama-sama menghampiri Aurora dan berdiri di depan gadis itu.

"K-kalian... ngapain ke sini?" tanya Aurora memandang keduanya bergantian, bingung.

"Mau jemput," jawab keduanya kompak sebelum akhirnya saling menoleh dan melempar tatapan tidak suka satu sama lain.

"Gue pacarnya, jadi gue yang jemput," ujar Alaskar terdengar ketus di telinga Hamada.

"Ck! Yakin masih diakuin jadi pacar?" balas Hamada sinis membuat emosi Alaskar sedikit tersulut.

"Banyak bacot lo!" hardiknya.

"Najis, jadi cowok kok, enggak bisa ngontrol emosi," sindir Hamada memandang lurus ke depan. Wajahnya terlihat tenang. Berbeda signifikan dengan Alaskar yang sudah memerah wajahnya.

Aurora menepuk keningnya pelan. Kenapa pagi-pagi begini ia sudah disuguhkan oleh drama seperti ini?

"Kalian mau jemput?" Aurora kembali bertanya, menginterupsi acara gelut yang mungkin akan terjadi beberapa menit ke depan.

"Iya!" sahut keduanya kompak.

"Bunda nyuruh kamu bareng aku, Ra," ujar Alaskar menyunggingkan senyum hanganya untuk sang kekasih.

"Ra, ada yang mau gue omongin sekalian," kata Hamada datar. Tidak mau kalah.

"Kalau mau ngomong, bisa nanti. Sekarang waktunya sekolah," tukas Alaskar, masih menggunakan suaranya yang ketus.

ALASKAR MAHANTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang