35|Baikan

3.9K 123 2
                                    

Bab Tiga Puluh Lima

"Tentunya ia akan memilih si A yang selalu bisa diandalkan dari pada si B yang hanya sekedar menyemangatkan tanpa mengimplementasikan tindakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tentunya ia akan memilih si A yang selalu bisa diandalkan dari pada si B yang hanya sekedar menyemangatkan tanpa mengimplementasikan tindakan." 

"RA, balik bareng nggak?" tanya Lea pada Aurora ketika teman-teman di kelas mereka sudah bergegas keluar untuk pulang ke rumah masing-masing.

Sebenarnya, itu adalah pertanyaan retoris bagi Lea. Pasalnya, Lea tahu betul bahwa Aurora dan Alaskar tengah ada masalah dan pastinya temannya yang satu itu akan pulang bersamanya. Namun, nyatanya jawaban Aurora di luar ekspetasi Lea.

"Enggak, Le. Gue mau ketemu sama Alaskar bentar," ujar Aurora menggunakan suara lelahnya. Khas anak sekolah yang sudah jengah belajar dari pagi hingga menjelang sore.

"Bukannya lo lagi berantem sama Alaskar?" Pertanyaan itu muncul dari mulut Mauren yang baru saja mengangkat kursinya ke atas meja.

"Mau diselesain dulu."

"Kita tungguin aja, gimana?" tawar Lea memandang Aurora prihatin. Pasalnya, ekspresi Aurora saat ini terlihat menyedihkan. Sangat lelah. Membuat Lea tidak tega.

"Enggak usah, Le. Gue nanti pulang bareng dia aja."

"Emang, bakal langsung maaf-maafan?" celetuk Mauren tidak pakai mikir.

"Ren," Lea menegur membuat Mauren menyengir.

"Sorry," ucapnya.

"Kebiasaan," cibir Lea merotasikan bola matanya malas.

Sementara Aurora hanya tersenyum getir. Celetukan Mauren ada benarnya juga. Memangnya keduanya akan langsung baikan?

"Ya udah deh, Ra. Lo langsung ke kelasnya Alaskar aja. Kayaknya mereka juga ada di lab, deh. Masih belum bubaran," ujar Lea memberi tahu.

Aurora mengangguk singkat, "Ya udah, Le, Ren. Gue duluan, ya," pamit Aurora berjalan keluar kelas.

Keduanya hanya mengangguk sebagai respon.

Kemudian, Aurora beranjak lebih cepat menuju lab IPA yang pintunya mulai terbuka, menandakan kalau teman-teman Alaskar sudah keluar dari ruangan tersebut satu per satu.

Ketika sudah berada di koridor lab, banyak anak kelas IPA yang memperhatikan Aurora lantaran berdiri di pinggir koridor seraya memperhatikan pintu lab, seakan tengah menunggu seseorang keluar dari sana.

"Ra!" sapa Arland dan Rakan ketika melihat Aurora yang berdiri sendirian seperti orang nolep. Ya meski memang nolep betulan.

"Eh, Arland. Rival," Aurora tersenyum kaku. "Baru pada keluar, ya?"

"Iya, Ra. Lo ngapain di sini? Nunggu Alaskar?" tanya Arland berusaha ramah.

"Iya. Alaskarnya di dalem, kan?"

ALASKAR MAHANTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang