6. Raihan dan Lea

5.7K 234 7
                                    

||Bab Enam||

SETELAH sampai di UKS, Aurora langsung diturunkan begitu saja oleh Alaskar dari gendongannya secara perlahan.

Keduanya kini sudah berdiri saling berhadapan. Aurora yang tidak berani menatap Alaskar pun hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Duduk, nanti kaki lo tambah sakit," titah Alaskar menarik lengan Aurora agar duduk di atas brankar yang ada di belakangnya.

Tanpa perlawanan, Aurora duduk di brankar tersebut. Selanjutnya, terjadi keheningan di antara mereka, membuat rasa deg-degan melanda Aurora. Gadis itu merasakan detak jantungnya berpacu lebih kencang dari sebelumnya.

Ah, padahal dari dulu gue mau momen berdua sama Alaskar kayak gini terulang. Tapi, kenapa begitu hal kayak gini terjadi, gue malah deg-degan?

"Nanti, pulangnya bareng gue."

Kepala Aurora langsung mendongak, sedikit kaget. "T-terus Netta gimana?"

"Kalau gue nganterin Netta, terus lo gimana?" Alaskar balik bertanya seraya bersedekap. Alis sebelah cowok itu terangkat naik menatap Aurora menggunakan sorot elangnya.

Aurora menelan salivanya susah payah. Kemudian, gadis itu menunduk dan mengangguk, "O-oke."

Sejujurnya, gestur wajah Aurora saat ini sangat kontradiktif dengan perasaannya sekarang. Dalam hati, Aurora merasa sangat senang. Cacing-cacing yang ada di dalam perutnya terasa akan terbang karena pernyataan Alaskar barusan.

Sebutlah Aurora terlalu pede. Namun, sikap Alaskar sekarang menunjukkan bahwa cowok itu masih peduli terhadapnya.

***

"ASTAGA, Ra. Lo habis jatuh, langsung ditinggal begitu aja sama Alaskar?" pekik Mauren heboh saat ia dan Lea sudah tiba di UKS.

Aurora menutup telinganya sejenak, sebelum akhirnya membukanya lagi. "Pelan-pelan, Ren. Ini UKS," tegur Aurora.

Mauren memberikan cengiran tidak berdosanya, "Hehe... gue terlalu kesel soalnya."

"Tapi, emang beneran, Ra. Tadi Alaskar ngasih lo seragam buat nutupin rok, lo? Terus, dia juga yang gendong lo ke UKS?" Lea bertanya, meminta validasi pada Aurora lantaran sepanjang perjalanan menuju UKS, berita Alaskar yang melepas seragamnya untuk Aurora sudah menyebar luas.

Aurora yang masih duduk di atas brankar, lantas mengangguk. Gadis itu tak kuasa menahan senyumnya, "Dia masih baik sama gue. Cuman, tadi dia enggak lama di UKS karena ada urusan yang mau dia urus katanya" ucap Aurora pelan.

Lea dan Mauren menatap satu sama lain, sorot keduanya menyiratkan sesuatu, seolah mereka bisa melakukan telepati. Hingga akhirnya, Lea dan Mauren mungat-mangut tanpa alasan yang Aurora ketahui.

"Btw, kaki lo terkilir, Ra?" tanya Mauren mengamati kaki Aurora yang berselonjor di atas brankar.

Aurora mengalihkan pandangannya ke kakinya sendiri, mengikuti Mauren. "Kayaknya, iya. Sakit banget soalnya."

ALASKAR MAHANTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang