||Bab Empat Puluh Lima||
"Jangan mikirin apa yang seharusnya terjadi, tapi pikirin gimana cara ngatasin yang udah terjadi."
"COBA tanya Lea, Han. Aurora punya saudara lagi atau enggak," desak Alaskar menggebu-gebu melalui sambungan telepon.
Cowok itu sedang berkomunikasi dengan Raihan melalui telepon WhatsApp. Keduanya sama-sama sedang mencari Lea bersama Mauren dan Arland. Mereka menyebar ke daerah yang berbeda, berharap kalau bisa cepat menemukan Aurora.
Sebelumnya, Alaskar memang meminta bantuan Arland dan Raihan untuk menemukan gadisnya yang hilang. Namun, ternyata keduanya tidak sendirian. Lea dan Mauren yang tahu itu pun turut ikut-ikutan. Untungnya, Raihan dan Arland bawa mobil.
"Enggak ada. Tadi gue tanya," jawab Raihan melirik Lea yang duduk di sebelahnya. Sedang menggigit bibir bawahnya dengan sorot mata hampa. Pikirannya tentu berkalan kemana-mana.
Alaskar mengembuskan nafasnya gusar. "Arland nyari dimana?" tanyanya lagi setelah beberapa detik diam.
"Dia nyari di daerah PIK," jawab Raihan singkat, padat, dan jelas. "Berdua juga dia sama Mauren pake mobil."
"Kayaknya Aurora enggak bakal bisa jalan sejauh itu," balas Alaskar. "Apa lagi dia masih awam kalau masalah jalanan."
"Who knows," jawab Raihan mengangkat bahunya acuh sembari memutar alat setir, hendak berputar arah. "Mendingan, sekarang kita ngumpul dulu, Kar. Gue ke Warmang buat minta bantuan sama anak-anak lainnya. Mereka pasti pada mau bantu."
"Iya," Alaskar menyetujui usulan Raihan. "Gue nanti susul ke Warmang juga. Makasih, Han."
"Ya."
Setelah jawaban singkat Raihan, sambungan langsung terputus. Menyisakan suara mesin mobil yang berderu.
Alaskar melempar ponselnya di kursi penumpang. Kemudian, cowok itu menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi seraya mengeratkan genggamannya pada alat setir.
"Kamu kemana sih, Ra?" gumam Alaskar cemas. Bagaimana tidak? Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam dan sampai sekarang Alaskar belum mengetahui lokasi terkini gadis itu.
Di sela-sela perjalanannya, tiba-tiba saja Alaskar menghentikan laju mobilnya. Ia teringat sesuatu.
Hamada.
Apakah Aurora pergi bersama Hamada?
Tanpa pikir panjang, sesegera mungkin Alaskar mengambil ponselnya kembali dan mendial nomor Jordan.
"Halo, Dan? Tolong kirim alamatnya Hamada sekarang. Urgent!"
***
"LE..." Raihan mengenggam tangan Lea yang ada di sebelahnya. "Jangan mikir yang macem-macem, Aurora pasti ketemu," ujarnya lembut.
"Iya," Lea menjawab lesu. Sorot mata gadis itu masih hampa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKAR MAHANTA (END)
Teen FictionCERITA INI DAPAT MEMBUAT KALIAN EMOSI LANTARAN KEBODOHAN TOKOH UTAMANYA. 🚫PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT🚫 ⭕HARAP VOTE, COMMENT, DAN FOLLOW⭕ ‼️FOLLOW INSTAGRAM @dslnn____ JUGA KALAU MAU TANYA-TANYA TENTANG CERITA GUA‼️ AURORA Mahendra-salah satu sisw...