17|He Coming

5K 218 9
                                    

||Bab Tujuh Belas||

SATU setengah jam sebelumnya, Alaskar baru saja keluar dari toilet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SATU setengah jam sebelumnya, Alaskar baru saja keluar dari toilet. Namun, ketika hendak kembali ke ruang tunggu, ponselnya tiba-tiba berdering membuat cowok itu berdecak.

"Shit! Siapa yang telepon?!" desis Alaskar terpaksa mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Ketika sudah bisa dikeluarkan, Alaskar langsung melihat nama sang penelpon.

"Netta?" gumam Alaskar mengernyit seraya menukikkan kedua alisnya.

Sebelum menjawab, Alaskar menghela nafasnya terlebih dahulu. "Harusnya gue bilang dia supaya jangan ganggu hari ini," ucap Alaskar pelan.

Sekon selanjutnya, Alaskar menggeser ikon hijau yang tertera. Kemudian, cowok itu menepelkan ponsel pada telinganya sendiri.

"Halo, Net?" ucap Alaskar sembari berjalan di luar toilet. Ia sengaja berjalan di sisi dinding karena ingin berjalan pelan.

Kerutan di dahi Alaskar semakin bertambah setelah selama beberapa detik ia belum mendapatkan sahutan dari lawan bicaranya. Sontak, Alaskar menghentikan langkah.

"Halo, Net? Kenapa telepon? Kok nggak ngomong?" Alaskar berusaha memanggil Netta. Namun, belum juga ada jawaban. "Net? Lo jangan bikin panik."

"Hiks..."

Kedua mata Alaskar langsung menyipit tatkala mendengar suara isak tangis yang keluar dari mulut Netta.

Benar, Alaskar sangat yakin jika suara tersebut adalah suara Netta. "Net? Kenapa nangis?" tanya Alaskar berubah khawatir.

"K-kak..." lirih Netta.

Alaskar menelan salivanya susah payah. Ia yakin, ada suatu hal yang terjadi pada Netta. "Lo kenapa, Net?" Intonasi Alaskar memelan.

"Kak... a-aku h-habis dipukulin Papa," ujar Netta terbata-bata membuat raut Alaskar langsung berubah menjadi cemas.

"Lo dimana sekarang?" tanya Alaskar cepat, terdengar buru-buru.

"A-aku di r-rumah tetangga aku. Me-mereka bantuin aku ta-di pas Papa mau lempar guci."

"Gue ke sana sekarang," ucap Alaskar cepat seraya menjauhkan ponsel dari telinga, lalu mematikannya begitu saja.

Tanpa banyak bicara lagi, Alaskar berlari cepat keluar stasiun MRT. Namun, ketika sudah berlari sampai di ujung lorong, Alaskar mendadak menghentikan langkahnya begitu mengingat sesuatu.

"Sialan! Gue lupa kabarin Aurora," umpat Alaskar seraya mengeluarkan ponselnya lagi. Kemudian, cowok itu memberikan pesan kepada Aurora dan memintanya untuk pulang sendiri.

***

AURORA menggigit bibir bawahnya sembari menengok ke kanan dan ke kiri. Sudah hampir 10 menit Aurora berdiri di depan toilet laki-laki, tetapi hingga sekarang ia belum menemukan tanda-tanda kalau Alaskar akan keluar dari fasilitas umum tersebut.

ALASKAR MAHANTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang