68. Tempat yang Jauh

4.8K 123 1
                                    

||Bab Enam Puluh Delapan||

"TADI, emangnya ngomong apa aja sama Netta?" tanya Aurora ketika ia dan Alaskar sudah masuk ke dalam mobil Nissan Juke bewarna putih kesayangan Alaskar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"TADI, emangnya ngomong apa aja sama Netta?" tanya Aurora ketika ia dan Alaskar sudah masuk ke dalam mobil Nissan Juke bewarna putih kesayangan Alaskar.

"Dia cuman mau minta maaf karena selama ini udah jahat dan ngerepotin aku," jawab Alaskar fokus pada jalanan di depannya. Namun, tangan kiri cowok itu yang bebas bergerak untuk mengenggam tangan Aurora.

"Terus, kamu jawab apa?" Aurora terlihat penasaran.

"Cemburu, ya?" Alaskar malah menyeringai membuat Aurora berdecak.

"Ck! Nyebelin, ah. Males," sungut Aurora melepaskan genggaman tangan Alaskar padanya. Lalu beralih untuk menyandarkan punggung pada sandaran kursi dan meletakkan kedua tangannya di atas paha.

"Dih, ngambek!" ejek Alaskar melirik Aurora yang tengah mengerucutkan bibirnya. Cowok itu tertawa pelan, merasa gemas. Tangannya kembali terulur untuk mengusap puncak kepala Aurora. "Aku bilang, 'minta maaf sama Aurora. Bukan sama gue'. Gitu," ucap Alaskar memperagakan cara bicaranya pada Netta tadi.

"Beneran? Tapi, kayaknya tadi akrab banget ngobrolnya," kata Aurora memancing. "Duduknya aja deket-deket. Lea sama Mauren bahkan liat."

"Bukan akrab. Dianya aja yang SKSD."

"Ih, mulutnya jahat!" Aurora tertawa pelan seraya memukul lengan Alaskar pelan. "Padahal, dulu sering pulang berdua, ngobrol berdua. Terus, kalau kemana-mana selalu berdua."

"Itu sebelum mata batin aku kebuka. Lagian, aku kayak gitu karena aku masih emosi sama masalah Hamada itu," balas Alaskar cepat. "Udah ah, jangan bahas-bahas dia. Aku males. Nanti, malah ribut lagi."

"Hmm..." Aurora berdeham pelan, lalu ia kembali melihat ke depan. "Oh iya, sidang Tante Ghea sama Om Fathan kapan?"

Alaskar tidak langsung menjawab. Cowok itu mengerutkan keningnya terlebih dahulu, seperti orang yang sedang berusaha mengingat sesuatu.

"Papa 2 hari lagi. Kalau Tante kamu kayaknya masih semingguan," jawab Alaskar.

Mulut Aurora membulat, membentuk huruf 'o'. "Dia masih enggak mau ketemu sama aku?" tanya Aurora.

"Papanya Arland lagi berusaha ngelobi pengacara Tante Ghea supaya dia mau ketemu sama kamu."

Aurora menghela nafasnya berat. Pandangannya beralih pada jendela di sebelahnya. Sorot matanya berubah sendu. "Padahal, aku mau bicara sama dia."

Mengetahui bahwasannya Aurora sedang sedih, Alaskar lantas kembali mengusap puncak kepala gadisnya. "Enggak papa, aku yakin Tante Ghea pasti bakal mau ngomong sama kamu nanti."

Aurora memejamkan matanya sejenak, lalu kembali membukanya dan mengalihkan atensi matanya pada Alaskar.

"Aku boleh minta tolong?"

ALASKAR MAHANTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang