Aʀᴜɴɪᴋᴀ's Wᴏʀʟᴅ || CHAPTER 35

117K 15.5K 12.9K
                                    

Republished: 02 Juni 2021

ɴɪᴋᴀ's Wʀʟ

Chapter 35 : Bahagia di atas derita.

6,5K Vote Baru di lanjut Up lagi (3

Happy Reading...

"Kak Agam tunggu sini, aku bentar kok. Mau ambil sesuatu aja." Arunika berujar sambil buru-buru mencoba buka helm nya.

Agam berdecak "Selow , jangan buru-buru. Sini gue bukain." Arunika mendekat, dan Agam dengan segera membantu gadis itu membuka helm.

Dari jarak sejengkal, Agam memerhatikan wajah polos Arunika. Benar, jika selewat melihat Arunika memang sekilas mirip dengan Eldiana. Dan jujur saja, Agam sedikit tertarik karena paras gadis itu.

Mata coklat terang, dengan seutas senyum manis Arunika, benar-benar mengingat kan nya pada Eldiana. Belum lagi, aroma manis yang amat Agam sukai. Membuat Agam benar-benar merasa berada di sisi Eldiana, saat berdekatan dengan Arunika.

"Lo mau ketemu siapa sih?" Agam akhirnya buka suara kala melihat raut gelisah di wajah Arunika yang tidak kunjung hilang sejak dari jalan.

"Radit, aku lupa. Padahal udah janjian." Jawab Arunika sambil merapikan anak rambutnya yang berantakan "Duh, telat setengah jam lagi. Aku kesana dulu ya." tunjuk Arunika pada pinggiran lapang.

Tanpa menunggu jawaban, Arunika berlari kecil menerobos gerimis yang masih setia mengguyur Jakarta.

Ditempat nya, Agam tersenyum remeh "Praditya Nugha.." gumamnya sebelum kemudian ikut turun dan menyusul Arunika dengan langkah lebar.

"Duh, licin ini. Aku gak bisa naik." keluh Arunika saat mencoba menaiki anak tangga namun kaki nya tergelincir lagi dan lagi, karena tangga dari batang pohon itu basah "RAADDIITT AKU DI BAWAH!" Teriaknya "DIIIT!" biasanya, Radit akan menunggu sambil duduk di ambang pintu.

"Lo Oon? Di dalem gak ada orang." Seloroh Agam yang juga ikut memandangi rumah pohon itu.

Arunika menggeleng "Gak mungkin. Radit pasti nunggu aku, dia gakkan pulang sebelum aku datang." katanya meyanggah.

Arunika hafal betul watak Radit, lelaki itu akan menunggu nya walau harus berjam-jam lamanya.

"Pasti dia ketiduran.." gumam Arunika "RAADDIIITT BANGUUUUN!"

Agam menatap Arunika lurus-lurus "Cabut aja, mungkin dia gak datang." katanya diakhiri decakan.

Arunika menggeleng "Dia gak pernah bohong, dia pasti dateng kok. Paling ketiduran." jawab Arunika sambil mencoba lagi menaiki anak tangga.

Agam berdesis "Biar gue yang naik dan liat ke atas." lelaki berbadan atletis itu mulai menaiki anak tangga satu persatu "Lo tunggu, jangan naik!"

Arunika mengangguk dengan senyum mengembang memerhatikan Agam diatas sana "Hati-hati!"

Agam mendengus, ia sampai di atas dan merangkak masuk kedalam. Tidak ada siapa-siapa disana. Jelas, Radit sudah pergi 20 menit lalu.

Lelaki itu hendak turun lagi namun urung saat matanya menangkap sesuatu yang unik. Ada fish ball berukuran besar yang terletak di ujung ruangan. Agam semakin masuk menjorok ke dalam. Senyum remeh terpampang di wajah rupawan nya saat melihat ada secarik surat diatas tumpukan burung bagau kertas.

ARUNIKA'S WORLD (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang