Aʀᴜɴɪᴋᴀ's Wᴏʀʟᴅ || CHAPTER 32

135K 19.3K 5.9K
                                    

Republished : 02 Juni 2021

Sorry ya update siang-siang, ntar malam aku ada acara dadakan, gak bawa laptop, dan HP ku sering error, jadi update sekarang aja yaa :) EHHH MAKASIH BUAT 13,5 VOTE DI CHAPTER SEBELUMNYA, TERHARU DEEEEHH. PELUK ONLINE SINI! WKWK

YANG LAGI PUASA BACA NYA ENTAR PAS BUKA AJA

ɴɪᴋᴀ's Wʀʟ

Chapter 32 : Obrolan

Happy Reading..

Tekan bintag di pojok kiri sebelum baca :)

DAN BACA NOTE + SPOILER DI BAWAH :)

Sudah hampir empat hari, Arunika menghilang. Selama empat hari itu juga Radit terus mencari, ketika pulang sekolah jam tiga sore ia akan menunggu di depan rumah Arunika, dan akan pulang jam 9 malam untuk mandi dan makan. Lalu, pukul 11 malam ia akan kembali kerumah gadis itu, memandangi jendela kamar Arunika yang gelap. Jujur saja, kebiasaan yang ini, sudah dia lakukan sejak tiga tahun lalu, sejak dirinya dan Arunika putus.

Dan malam ini pukul setengah dua belas malam, Radit baru sampai rumah. Lagi-lagi ia di buat kaget saat Ayah nya menunggu di beranda rumah.

"Ayah, masih di luar jam segini." ujarnya sambil menaruh helm.

"Ayah gak bisa tidur Ga, masih banyak pikiran."

Radit memapah Ayah nya untuk masuk, lalu mereka beruda duduk berdampingan "Ayah mikirin apa?" tanya nya.

"Nugha, Hari udah jual saham yang dia punya. Dalam waktu 3 hari saham dia sudah ada yang beli, dengan harga murah."

"Ayah rugi banyak?" tanya Radit, ada rasa bersalah dihati nya. Tapi bagaimana lagi, tidak ada pilihan lain, jika harus menjadi budak uang Vivian, jelas, Radit tidak sudi.

"Yah begitulah, Ayah kena demo karyawan, karena pemilik saham yang baru, akan merekrut karyawan baru dan memberhentikan karyawan lama." Hendrik menghela napas panjang "Mereka jadi mogok kerja."

"Terus, gimana keputusan Ayah?"

"Ayah sudah tawarkan sisa saham perusahaan ini pada beberapa clien yang pernah kerja sama. Perusahaan ini, harus segera di ambil alih. Kalau enggak, dalam kurun waktu satu bulan, perusahaan ini tidak terselematkan."

"Jadi.. Sudah ada yang berminat ambil alih?" tanya Radit yang paham kemana arah pembicaraan ini.

Hendrik mengangguk "Ayah sudah gak bisa tangani lagi . Kemungkinan minggu depan Ayah udah lengser, rumah dan properti ini juga mungkin Ayah akan jual. Untuk tambah-tambah biaya pesangon karyawan yang mungkin di berhentikan."

Hendrik menatap sendu sang anak, ia elus kepala Radit dengan sayang "Maafin ayah, gak bisa kasih hidup yang layak lagi buat kamu kedepan nya." katanya dengan nada menyesal "Mungkin kita bakal pindah rumah, mungkin juga sekolah mu akan pindah, karena jujur aja. Ayah takut kedepan nya enggak bisa biayai sekolah mun yang ini."

Radit menggeleng "Aku gak masalah Yah, kita bisa bangun lagi dari Nol." katanya dengan senyum tipis "Aku bakal bantu Ayah. Aku akan ikut ayah kemana pun, gak masalah kalau harus pindah rumah dan sekolah."

ARUNIKA'S WORLD (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang