ARUNIKA'S WORLD (SELESAI)

Arunika's World || CHAPTER 01

Hai, welcome to Arunika's World.

Boleh baca kalau suka. Asal, jangan komen sembarangan. Menyama-nyamakan alur, tokoh, dan karakter cerita ku dengan cerita orang lain.

Aku sangat senang dan menghargai readers yang open minded. Bisa baca cerita ini dengan berbagai sudut pandang. Dan bisa ambil kesimpulan setelah semua clue terkumpul.

Kalian boleh menghujat asal jangan berlebihan. Atau sebut saja, jangan hate comment. Sebagai pembaca yang belum tahu alur ceritanya. Lebih baik kasih komentar yang sewajarnya aja. Intinya, jangan sampai menyesal di akhir.

Aku juga menerima saran dan kritik dengan tangan terbuka asal bicara nya baik-baik.

Peringatan dari awal: Konflik cerita ini berat. tapi kalian gakkan nemuin konflik seperti cerita ini di cerita lain. dengan kata lain, kalian akan menyesal kalau gak baca sampai akhir.

Kalau mental kalian Yupi, silahkan hapus cerita ini sekarang juga.

Jangan panggil aku Thor, Min, Author, Admin atau sebagai nya. Just Call me Des. Okay? (^人^)

Cerita ini, aku Publish 05 Maret 2021, dan selesai 20 Juni 2021.

Kalau kalian, baca ini kapan dan jam berapa? Komen dong, sebagai jejak kenangan 🥰

⚠️Team baca ulang, jangan Spoiler ya⚠️

Aʀᴜɴɪᴋᴀ's Wᴏʀʟᴅ

Chapter 01 : Harapan dan Kecelakaan

Happy Reading..

Tekan bintang di pojok kiri dulu sebelum baca 😊

●

●

●

Sebelum tidur, kebiasaan Arunika Prameswari adalah menghayal, meng-halu, membayangkan apa saja yang membuatnya senang.

Seperti sekarang, gadis manis itu tengah menatap langit-langit kamarnya dengan senyum lebar. dalam benaknya, terbayang andai dirinya adalah keturunan orang kaya.

Mungkin malam ini, dia tidak akan tidur di kasur kapuk yang ia gelar di lantai. Melainkan dia sedang rebahan di kasur yang empuk, nyaman dan hangat. Sambil memakai masker diwajah, dan sembari menunggu masker itu kering ia akan membaca Novel kesukaan nya.

Atau, andai saja ia memiliki paras cantik. Mungkin saat ini ponselnya yang sepi akan banyak dikirim pesan oleh banyak lelaki yang mengajaknya berkencan. Berjalan sambil bergandeng tangan dengan cowok tampan. Atau menonton film komedi romantis di bioskop lalu akan di akhiri dengan nyamil di tukang jagung bakar sebelum pulang.

Andai saja dia tinggal di kota, mungkin malam minggu seperti ini sedang nongkrong dengan teman sebaya nya di sebuah cafe atau mall. Sedang bercanda saling melempar kulit kacang karena guyonan. Atau sedang menyewa villa bersama-sama di puncak dan mengadakan bakar-bakaran.

Atau andai saja ia... ah sudahlah. Hentikan.

Bukan, bukan nya Arunika tidak bersyukur dengan keadaan hidupnya. Tidak ada yang Arunika sesali, walau hidupnya sederhana namun ia sangat bahagia. Di kelilingi oleh keluarga yang lengkap bukankah itu harta paling berharga? Iya, tentu saja.