Republished : 02 Juni 2021
Jujur aja, target vote aku setiap chapter itu 40-50 karena rata-rata setiap chapter sebelumnya selalu diangka itu. Dan biasanya butuh waktu sehari atau dua hari buat sampe angka 40. Tapi sekarang aku terharu, 3 jam udah sampe 40 huhuhu. Yeah i know i know aku lebay, tapi sumpah aku tuh terharu :') Makasih ya buat kalian yang udah vote dan kasih komentar. Aku slalu usaha buat balesin komentarnya walau lama 😂
Tuh aku mudah luluh, aku up lagi tapi dikit. Gapapa ya, daripada gabut kan ^_^
Arunika's Word
Chapter 14 : Amarah Praditya.
Happy Reading..
TEKAN BINTANG DIPOJOK KIRI SEBELUM BACA :)
•
•
•
Praditya dapat melihat dengan jelas, bagaimana sorot mata Vivian yang penuh harap dan permohonan itu menatap lekat ke arahnya. Dulu, Praditya sanggup bertekuk lutut pada seseorang karena mata yang menatap nya seperti itu, tapi sayangnya orang itu bukan Vivian.
Jadi, tanpa bisa Praditya cegah mata sipitnya kini menajam menatap kekasihnya yang tampak serba salah sekarang "Lepas Vi." Praditya berucap dingin, tangan yang di cekal Vivian ia tepis pelan.
"Belum sepuluh menit kamu bilang kalau kamu bakal jadi pacar yang baik buat aku." Ucap Vivian mengingatkan.
"Jadi pacar yang baik, bukan berarti aku harus menjadi teman yang buruk buat orang lain Vi." Balas Praditya "Kamu tunggu, aku balik lagi secepat nya."
"Dia bukan orang lain Nugha! Dia mantan kamu, bisa kamu hargai aku?"
Tatapan Praditya semakin dingin "Dia bukan mantan ku aja, dia juga saudara kamu kalau kamu lupa." Ujarnya sebelum akhirnya meninggal kan Vivian begitu saja.
"Aarrggh! Sialan!" Raung Vivian begitu Praditya hilang di balik pintu, tatapan perempuan itu menggelap dengan rahang yang mengeras ia berucap "Arunika, sepertinya Lo emang cari mati. Kita liat, seberapa lama Lo bisa bertahan."
***
Yang ada dipikiran Praditya, saat Arunika menelpon dengan suara serak dan lemah adalah perempuan itu menangis karena dalam bahaya. Entah itu karena kecelakaan, di culik, atau bahkan di perkosa.
Dan semua perkiraan buruk itu serta Merta membuat Praditya semakin di Landa rasa cemas. Ia kendarai motor dengan kecepatan tinggi agar bisa sampai disana secepat mungkin.
Hari sudah sore, saat Praditya sampai ditempat. Keningnya berkerut dalam begitu ia sadar dimana ia berada "Ngapain dia ke kebun binatang?" Gumamnya bingung.
Membuka helm nya lalu dengan gerakan gesit Praditya turun dari motor dan segera merogoh saku celana nya. Ada satu panggilan tak terjawab dari GAK USAH DIANGKAT, tanpa menunggu lama Praditya telepon balik nomor itu.
"Halo. Lo dimana?!"
"Mas, ini keluarga nya?" Jantung Praditya berdebar kencang saat bukan suara Arunika yang menyapa, melainkan suara bariton seorang laki-laki "Begini, saya petugas Ragunan. Mbak nya tadi pingsan dan sekarang........."
Dengan langkah lebar, lalu berlari kecil sebelum kemudian Praditya berlari secepat yang ia bisa menuju tempat dimana Arunika berada. Tidak ia dengarkan dengan jelas perkataan si petugas karena sejak orang itu mengatakan bahwa Arunika pingsan, saat itu juga kewarasan Praditya seolah hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNIKA'S WORLD (SELESAI)
Fantasía#TRANSMIGRASI STORY 01# PART MASIH LENGKAP. TERBIT, 2021. Versi cetak tersedia di seluruh Gramedia. *** CERITA UNTUK MENTAL BAJA, BERANI BACA SAMPE AKHIR? *** Seingat Arunika Prameswari , malam sebelum tidur, dia masih gadis biasa saja. Gadis yang...