Arunika's World || CHAPTER 45

86.6K 11.7K 3.1K
                                    

GUYYYSS, entar malem apa besok aku mau UP chapter terbaru ya. Yang chapter 46 kemaren itu aku rubah. Jadi nanti kalian wajib baca ulang, ada revisi besar-besar an di chapter 46 nanti ^^

REPUBLISHED : 05 JUNI 2021

***
Heyooo! Apa ada yang nunggu?

Makasih atas 4,6K Vote dan 2,9K komentarnya. Sayang banyak-banyak deh ^^

Arunika's World

Chapter 45 : Bucin

Happy Reading..



Rasa nya, Radit tidak pernah segila ini terhadap Arunika. Ya, Radit tahu, dirinya memang jatuh cinta sedalam-dalam nya pada gadis pemilik manik coklat terang itu, bahkan hingga belasan tahun lamanya. Namun, Radit tidak menduga, bahwa cinta itu bisa separah ini efeknya.

Bagaimana tidak, alih-alih takut atau gemetar melihat Arunika yang sejak tadi mencecar, Radit malah menanggapinya dengan cengegesan. Mata lelaki itu menatap penuh cinta pada kekasih nya dengan cara yang paling lembut.

Radit tahu, Arunika tengah kesal padanya. Dan ia paham, alasan gadis itu merasa demikian. Kekasih nya sedang cemburu. Dan itu sukses membuat hati Radit di liputi kuncup bunga yang bermekaran.

Dulu ketika pertama kali mereka berpacaran. Tidak sekalipun Arunika bersifat demikian ; mudah cemburu. Gadis nya itu selalu cuek dan terkesan tidak peduli, walau dulu banyak sekali gadis yang mencoba mendekati Radit.

Alih-alih cemburu, Arunika malah menyodorkan Radit pada gadis-gadis tersebut. Dengan alasan, mereka lebih cantik dan pantas menjadi pacar Radit.

Dan saat ini, melihat wajah putih Arunika memerah dengan bibir mungil nya misuh-misuh. Membuat Radit tersenyum lebar dengan hati menghangat. Radit benar-benar senang mendapati kekasih nya cemburu.

Namun senyum nya luntur berganti dengan ringisan saat Arunika menjewer sebelah kupingnya "Masih bisa senyum-senyum kamu?! Astaga." Radit mendongak menatap Arunika yang ternyata naik ke atas kursi dan membungkuk untuk menjewer kuping nya "Kamu dengarin gak dari tadi aku ngomel itu?"

"Ssshhh lepasin dulu, sakit." Protesnya membuat Arunika semakin kuat menekan kuping itu kuat "Bii, sakit." Mendengar keluhan Radit kedua kali, Arunika dengan kesal melepaskan jeweran nya.

Gadis itu berkacak pinggang dengan mata menyorot marah "Ulangi yang aku omongin tadi!" Titahnya pada Radit.

Radit mengusap kuping nya yang berdenyut sakit, panas dan berdengung "Aku gak bohong," katanya "Aku tadi ke warj— tunggu, jangan di sela terus. Aku mau jelasin dari tadi kamu nyela terus."

"Dan kamu bohong terus!" Sembur Arunika.

Radit berdecak "Aku enggak bohong," balas Radit sambil merentangkan tangan untuk menurunkan Arunika yang masih berdiri di kursi "Turun dulu. Nanti jatuh Aruni."  Peringatnya.

"Enggak! Kamu kan tinggi, kalau aku turun. Aku gak bisa marahin kamu kaya gini. Pegel, harus ngedongak!"

"Turun Arunika." Tekan Radit.

Sedikit kesal Arunika akhirnya turun dengan bantuan tangan Radit yang menyangga di sela kedua ketiaknya nya. Arunika berhasil turun, kaki tanpa alasnya menapaki dingin nya lantai dapur membuat gadis itu bergidik.

"Ketek aku gak bau!" Sembur gadis itu ketika melihat Radit mengendus kedua tangan yang dipakai menyangga ketiak Arunika barusan "Maksudnya apa huh di endus-endus gitu!" Timpalnya lagi dengan wajah kian memerah.

ARUNIKA'S WORLD (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang