Part 52

1K 108 0
                                    


"SADEWA!" teriak Bunda dan Mama.

"kamu nggak kasian apa sama Nanda?" tanya Bunda.

"duh, alamat nih bakal ada member baru" ucap Papa dan diangguki oleh Ayah.

Nanda melepaskan tangan Dewa, "soalnya kalo nggak gitu, Mas Dewa nggak ijinin" ucap Nanda.

"kan bisa cara lain ta" ucap Mama.

"nggak papa, Nanda juga--"

"juga menikmati, begitu kan Nan" ucap Hanan sambil menaik turunkan alisnya

"iyha" sahut Nanda polos dan mengangguk.

Dewa menepuk jidatnya, bahaya nih kalo Nanda terus-terusan kek gini. Ia udah malu sampe ke telinganya merah.

Setelah itu, mereka pun melanjutkan makannya, beristirahat sebentar dan sorenya mereka langsung ke bandara.

"yuk, barang-barangnya diangkut ke mobil terus ke bandara. Soalnya kita berangkat sekitar jam 4-an" ucap Mama.

Mereka semua langsung berkutat dengan barang-barangnya. Mereka pun langsung memasukkan ke mobil.

"Dek, Sayang, bangun" ucap Dewa.

"aku ngantuk Mas" sahut Nanda.

"Wa, ayo" ucap Bunda.

"barang-barang Dewa udah semua masuk ke mobil, Bun?" tanya Dewa.

"udah, tadi Ayah yang bawa semua udah masuk kok. Dan nggak ada yang tertinggal" ucap Bunda.

"yhaudah kalau begitu" ucap Dewa.

Ia langsung menggendong Nanda ala pengantin dan masuk ke mobil. Beruntung Nanda kalo tidur tuh anteng dan nggak mudah bangun.

Setelah sampai dibandara, mereka langsung naik pesawat pribadi dan balik ke rumah. Nanda yang merasa kalau dirinya tidak di penginapan langsung terbangun. Ia menepuk pelan pipi Dewa yang sedang tidur.

"Mas, Mas Dewa" panggilnya.

"hmm"

"Mas, bangun bentar" ucap Nanda.

Dewa membuka matanya, "ada apa Sayang?" tanya Dewa sambil merapikan duduknya.

"Mas ini dimana?" tanya Nanda.

"di dalem pesawat, kenapa?"

"yahh kok pulang sih" ucap Nanda yang melengkungkan bibirnya ke bawah.

"ehh jangan nangis Sayang" ucap Dewa yang panik.

"terus kenapa pulang? Aku kan nggak mau, nanti bajunya Mas robek" ucap Nanda sambil marah lucu.

Dewa menatap mata Nanda dengan tajam, yang ditatap menciutkan nyalinya. Ia lalu menutup mata suaminya dan memeluknya.

"jan natap kek gitu, aku takut" ucapnya.

"lha salahmu dibilangin nggak mau, ngeyel terus. Nggak capek apa di ingetin terus" ucap Dewa.

"yhaa maaf Mas" ucap Nanda.

"jan ulangi lagi" ucap Dewa.

"iyha lho"

Nanda merasa kepalanya sangat pusing, badannya juga panas. Dewa yang merasa badan Nanda panas, ia langsung memegang tangan Nanda.

"astagfirullah, kamu demam yha Sayang? Kenapa nggak bilang?" tanya Dewa yang mengecek dahinya.

"sstt! Jan marah-marah, kepalaku pusing Mas" ucap Nanda.

"yhaudah, tidur dulu yha. Nanti kalo dah sampe baru minum obat turun panas" ucap Dewa.

Only You END || Kookv S2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang