Part 44

1K 116 0
                                    


"Mas" panggil Nanda.

"dalem, Sayang" sahut Dewa.

"Mas jangan sering manjain gembul dong, nanti kalo kebiasaan gimana? Adek kan nggak mau" ucap Nanda sambil memainkan rambut Dewa.

"Dek, kan gembul anak Mas sematawayang, wajar aja dong kalo Mas manjain selagi Mas bisa" ucap Dewa.

"tapi yhaa jangan sering-sering Mas"

"iyh Sayang"

"Mas mah iyha-iyha mulu, tapi ntar sering dilakuin lagi" ucap Nanda.

"Dek, namanya anak satu-satunya kan yha pasti dimanja" ucap Dewa.

"lah aku? Istri satu-satunya Mas, nggak dimanja tuh" ucap Nanda.

Dewa mendongak untuk melihat wajah Nanda, "Adek cemburu yha?" tanya Dewa.

"iyhalah, ini aja masih satu anak, ntar kalo udah dua gimana. Adek nggak mau kalo Mas lebih manjain gembul daripada adiknya" ucap Nanda.

Dewa mengernyit, "adiknya? Kamu hamil?" tanya Dewa.

"nggak tuh, kan misal Mas misalnya lho" ucap Nanda.

"bilang dong kalo misalnya" ucap Dewa.

"ck! Adek kan juga istri Mas sematawayang" ucap Nanda yang masih cemberut.

Dewa tersenyum jahil, "emang Adek ngebolehin Mas nyelir? Biar Adek ada temennya dan nggak sematawayang gitu" ucap Dewa.

"ihh! Apasih, nyelir-nyelir segala!" ucap Nanda.

"lah katanya Adek sematawayang, kalo nyelir ntar adil" ucap Dewa.

"adil gimana sih! Nggak yha, kalo Mas nyelir nanti Adek bakal bikin madu Adek itu nggak nyaman sama Mas, Mas itu hanya untuk Adek" ucap Nanda

"dahh Adek mau tidur dulu, lepasin, pegel aku" lanjutnya.

Dewa melepaskan pelukannya, ia senang jika Nanda marah gini. Gemeshnya nambah, apalagi bibirnya maju kek bebek.

"nggak usah peluk, nggak usah cium" ucap Nanda.

"kan kamu istri Mas" ucap Dewa.

Nanda nggak menggubrisnya, Dewa mempunyai ide jahil lagi, ia meraih ponselnya, sengaja nggak ia bisukan agar Nanda dengar.

"Mas Dewa mau nelpon siapa itu"--batin Nanda.

"halo" ucap Dewa.

"......"

"nggak, lagi nyantai kok, kamu sendiri?" tanya Dewa.

"......"

"aku lagi dikamar, Nandanya tidur" ucap Dewa.

Nanda yang namanya disebut-sebut pun menoleh, melihat Dewa yang sedang menelpon dengan entah siapa.

"nggak, Nanda nggak akan marah kok kalo kita telfonan" ucap Dewa.

"siapa sih" gumam Nanda dan menatap Dewa.

"......"

"mau video call yha? Kalo gitu aku pergi ketempat lain dulu, takut Nandanya denger" ucap Dewa.

"ck! apaan sih, siapa yang kamu telfon?" tanya Nanda yang menahan Dewa untuk tidak pergi.

"ssttt, diem dulu" sahut Dewa.

"owh, yhaudah kalo nggak jadi vc" ucap Dewa.

"......"

"kirimin pap dong, terserah kamu mau kirim foto yang mana" ucap Dewa.

Only You END || Kookv S2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang