Part 93

973 99 2
                                    


Dewa sedari tadi masih diam, padahal ini udah malam. Nanda nggak tau Dewa kenapa, bagi Nanda lebih baik Dewa marah bentak daripada Dewa diam. Karna, di diemin itu rasanya nggak enak.

"ihh Mas Dewa kenapa sih" batin Nanda.

Dewa menerima pesan dari Leo, salah satu anak devisi di perusahaannya, Leo ngirim kontaknya anak magang, namanya Kevin. Ia langsung beranjak dan masuk ke ruang kerjanya.

"halo"

"halo, maaf siapa yha?" tanya kevin.

"ini saya, Pak Dewa"

"Pak Dewa? siapa?"

"kamu nggak kenal sama saya?"

"nggak Pak"

"saya Sadewa, CEO di perusahaan yang kamu sedang magang saat ini"

Kevin melototkan matanya, "a-ah maaf Pak, saya nggak mengenali suara Bapak, maaf" Kevin bingung.

"yha, nggak papa. disini saya mau kamu jujur sama saya, apa yang dilakukan sama Mona beberapa hari yang lalu" Dewa langsung to the point.

"emm--"

"jujur saja, saya nggak akan marah sama kamu. dan kamu nggak usah takut sama Mona" ucap Dewa.

Kevin belum mengeluarkan suaranya, "apakah Mona bilang yang tidak-tidak sama kamu?" tanya Dewa.

Kevin mengehela nafasnya, "maaf Pak sebelumnya, Bu Mona bilang kalau kita yang anak magang mengerjakan pekerjaan atasan, akan mendapatkan kompensasi" Kevin menyampaikan apa yang dibilang sama Mona.

"terus, apalagi yang dibilang sama Mona, dan kenapa kalian mau saja di suruh-suruh sama Mona?"

"Bu Mona juga bilang, kalau kita menuruti apa yang diucapkannya, kita bisa naik pangkat, Pak"

"Mona sialan" batin Dewa.

"besok, ajak teman magangmu itu untuk menemui saya di ruangan, jam delapan tepat, dan harus lengkap" ucap Dewa dengan sedikit tekanan.

"iyha Pak"

"yhasudah, saya tutup. selamat malam"

"malam juga Pak"

Tut...

Dewa menggeram marah, ia meraih vas bunga yang ada di mejanya, lalu ia lempar ke dinding.

PRANG!!

"bisa-bisanya Mona seperti itu" gumam Dewa.

Dibawah, Nanda yang mendengar ada yang pecah dari ruang kerja Dewa, langsung menyusul. Nanda sudah nggak tahan lagi di diemin sama suaminya ini.

"Ma, titip Echa" Nanda langsung lari.

Ceklek...

"Mas Dewa!" saat Nanda membuka pintu, Dewa sedang membersihkan pecahan vas bunga itu.

"aku bantuin" Nanda ikut berjongkok membersihkan lantai.

Setelah selesai, Nanda menggengam tangan Dewa, "kamu itu kenapa? ngomong sama aku, ada apa?" tanya Nanda dengan begitu lembutnya.

Dewa menarik Nanda untuk duduk di sofa, lalu Nanda duduk di pangkuan Dewa. Dewa langsung menenggelamkan wajahnya di leher Nanda.

"kayak gini sebentar aja yha" bisik Dewa.

Tangan Nanda langsung mengelus kepala Dewa, "jangan tidur, aku tuh butuh penjelasan" ucap Nanda.

"bentar, amarah Mas belum reda. tapi kalo dicium langsung reda, dijamin" Dewa tersenyum.

Only You END || Kookv S2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang