Untuk sekian kalinya Ratu membuang nafasnya pasrah. Sampai sekarang seseorang yang tengah ia tunggu tak kunjung datang juga sampai detik ini.
Ratu pikir cowok itu akan terlambat. Nyatanya sampai istirahat Bian belum juga menampakkan batang hidungnya.
Melenguh kesal. Ratu menyimpan kepalanya di antara lipatan tangannya yang ia tumpu di atas meja.
Untuk saat ini ia malas untuk melakukan apapun. Beneran deh, Ratu jadi gak bersemangat tanpa ada Bian di sampingnya.
Menghubungi Bian? Percuma, itu semua sudah di lakukan Ratu dari tadi tapi hanya operator yang menjawab. Bahkan chat Ratu belum di baca oleh Bian.
"Ratu, I coming sweetie my babi ho-"
Itu suara Elvina yang berteriak di depan kelas Ratu. Azkia yang berada di sebelahnya yang merasa risih langsung saja memukul lengan cewek itu.
Plak
"Anjir! Sakit, Az!" Rintih Elvina ketika lengannya di pukul oleh Azkia.
"Makanya jangan teriak-teriak bego!"
Elvina merengut, "iya-iya. Tapi jangan di pukul juga dong!"
"Bodo!"
Selepas itu mereka pergi menghampiri Ratu yang tengah menyembunyikan kepalanya pada lipatan tangan.
"Woi! Gerak kek, dari tadi diem mulu. Belajar jadi orang meninggal atau gimana?" Elvina langsung menepuk pundak Ratu, membuat gadis itu mengangkat wajahnya dengan malas.
"Ah, lu pada ngapain sih? Ganggu aja tau gak?"
Azkia mencibir, "bilang aja lo gak bersemangat karena gak ada Bian. Iya kan? Dasar kang bucin!"
"Dari kediri beli lemon tea, iri bilang babi!"
Berdecak kesal, Azkia menjatuhkan bokongnya di sebelah Ratu. "Tu, kantin yuk! Beli pentolnya kang Asep!" Ajaknya yang di jawab gelengan oleh Ratu.
"Ayolah, Tu! Masak lo gak ada Bian malah mleyot gini?" Celetuk Elvina yang di angguki Azkia.
"Nah bener tuh! Jangan sampai gak ada Bian lo gak makan, Tu. Bian pasti sedih kalau lihat lo kayak gini," ujar Azkia menasihati.
"Alah lama lo pada!" Divya yang gregetan akhirnya menarik tangan Ratu dengan kasar. Membawa gadis itu pergi dari kelas untuk menuju kantin.
Disusul Elvina dan Azkia yang tepat berada di belakang mereka.
"Div! Bentar! Tangan gue sakit! Jangan di tarik-tarik!" Ratu memberontak ketika Divya menarik lengannya.
"Lo kalau gak di giniin mana mau keluar dari kelas?! Udah diem aja, habis ini juga nyampek!"
Ratu mendengus sebal. Akhirnya ia pasrah untuk di seret oleh temannya yang bangke ini.
Saat mereka sampai pada pintu penghubung kantin, mata Divya beredar guna mencari tempat duduk yang kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Boyfriend (ON GOING)
Romance[Genre : romance, komedi] Ini hanyalah kisah seperti umumnya dimana seorang laki-laki yang beruntung bertemu dan memiliki perempuan secantik pacarnya. Ketika mereka di permukaan untuk melengkapi bukan mem-bebani. Selain itu kalian juga akan di hibur...