"Ratu, Bian takut nanti pas di periksa susternya rabiesan," celetuk Bian ketika mereka sudah sampai di rumah sakit terdekat dari rumah mereka.
Terlebih dahulu Ratu turun dari motor, melepas helmnya dan menjawab ketakutan yang tengah di alami Bian.
"Gapapa, tenang aja. Kan ada Ratu! Entar kalau susternya rabiesan suruh Gilang yang jinakin! Ya gak, Lang!" Sahut cewek itu sembari melirik ke arah Gilang yang parkir di sebelah kendaraan Bian.
"Iya tenang aj—apa lo bilang?" Jawab Gilang terkejut. "Gila ya lo! Mana ada suster rabiesan. Suster yang tergila-gila sama gue baru yang ada!"
Elvina mengrucutkan bibirnya menirukan gaya bahasa Gilang. "Suter yang tergila-gila sama gue, nyenyenyenye! Nanti yang ada susternya takut sama lo!"
Gilang menarik mulut Elvina gemas hingga mengrucut ke depan. "Mulut lo ya kayak sampah minta di karungin!"
Elvina memberontak berusaha melepaskan tangan Gilang dari mulutnya. "Lphmm—"
"Lo ngomong apasih? Gak denger gue?"
"Lephmasihn—" Elvina masih memberontak, sedangkan Gilang pura-pura tidak tau.
"Heh, setan! Itu mulutnya lepasin dulu, bego!" Hardik Ehsan terlihat geram. "Oh, iya lupa!"
Gilang melepaskan tangannya dari mulut Elvina. "Bangsat! Tangan lo bau tai tau gak?!"
"Ah, masak sih? Tangan wangi gini di bilang bau tai. Gak tau aja lo kalau gue cuci tangan pake rinso 50kg!"
"Kalian dari tadi bacot mulu. Kasihan tuh yang sakit gigi!" Lerai Restu terlihat jengah dengan perdebatan mereka.
"Iya nih, Bian dari tadi nahan sakit tau!" Sahut sang tersangka. "Mending kita langsung masuk aja, kalau kalian masih mau debat. Tinggal sini!"
Setelah mengatakan itu, Bian mengambil tangan Ratu. Menggandengnya untuk ia ajak masuk ke dalam. Di susul juga yang lain di belakang mereka.
"Semua gara-gara lo sih! Punya mulut kok kayak rem kampas bocor, bacot mulu!" Kata Elvina menatap Gilang mencemooh.
"Lu yang gak bisa diem ya anjing! Kok salahin gue. Emang ya cowok selalu salah di mata cewek. Besok pindahlah kita di hidung kalian!"
"Dih gaje!" Lontar Elvina sebelum dirinya pergi meninggalkan Gilang. "Lah gue di tinggal sendiri? Woi tunggu!"
꧁rᗷ𝐈𝕒 几 Ⓣa𝓡𝐀꧂
Sebelum ke ruangan dokter gigi. Mereka terlebih dahulu mendaftar ke bagian resepsionis yang ada di sana.
"Dengan atas nama Biantara Marvelo. Nomor antri 25 ya kak, silahkan!" Ucap sang resepsionis seraya memberikan kartu antrean.
"Terimakasih ya mbak!" Sahut Ratu menerima kartu tersebut.
"Iya kak sama-sama. Silahkan ke ruangan dokter gigi. Dari sini lurus, ke kiri ruangan ke tiga. Sudah sampai kak," ujar sang resepsionis menerangkan letak ruangan dokter gigi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Boyfriend (ON GOING)
Romansa[Genre : romance, komedi] Ini hanyalah kisah seperti umumnya dimana seorang laki-laki yang beruntung bertemu dan memiliki perempuan secantik pacarnya. Ketika mereka di permukaan untuk melengkapi bukan mem-bebani. Selain itu kalian juga akan di hibur...