31. pulang

165 13 0
                                    

"Ibu, ratu yang tak bermahkota
Namun bertelapak kaki surga."

Langkah kaki Restu membawanya pada sebuah bangunan yang tak lama ia pijak beberapa tahun ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah kaki Restu membawanya pada sebuah bangunan yang tak lama ia pijak beberapa tahun ini. Terkahir kali ia menginjakkan kakinya di rumah ini saat dirinya ingin pergi dengan seseorang waktu itu.


Restu menghela nafas berat. Jika boleh jujur Restu sangat rindu dengan bangunan yang tak lama ia tinggali ini. Ia rindu memeluk seseorang yang ia cintai dan sayangi seperti dulu lagi. Tertawa dan bermain bersama hingga tak ingat waktu dengan dirinya yang selama ini berada di jarak pandang matanya.

Restu berhenti di ruang tengah, cowok itu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru rumah yang sangat begitu asing di matanya. Sudah beberapa tahun dirinya tak menginjakkan kakinya di sini dan terakhir waktu itu dirinya ke sini karena ada urusan pribadi dengan seseorang.

"Eh, nak?" Restu berjingkat, kaget ketika mendengar suara lembut memanggil memasuki gendang telinga miliknya.

Ia tersenyum, menghampiri wanita hebat yang selama ini ia kagumi. "Bunda?"

"Ke sini kapan? Kok bunda gak denger suara motor kamu? Terus kenapa gak ngucap salam dulu?" Restu terkekeh kecil ketika ibundanya memberondong dirinya dengan beribu pertanyaan. Dirinya rindu dengan momen ini.

"Bunda ini, anaknya ke sini bukannya di siapain minum atau makanan malah di berondong dengan pertanyaan," gurau Restu yang di hadiahi cubitan di perutnya oleh sang bunda.

"Kamu udah gede! Ngapain juga bunda harus ngelakuin itu? Sana ambil sendiri! Punya kaki kan? Ini juga rumah kamu," sahut bunda di akhiri kekehan.

"Iya udah sana ke dapur bunda masakin nasi goreng ke sukaan kamu," lanjut bunda yang membuat sudut bibir Restu terangkat ke atas. Restu senang bukan kepalang. Kapan lagi dirinya bisa mencicipi nasi goreng milik ibundanya kan? Karena setiap hari Restu akan makan mie instan walaupun seseorang sering mengirimkan makanan ke apartemen miliknya.

Bagi Restu masakan milik ibundanya akan terasa berbeda jika dirinya tak memakan langsung di hadapan sang wanita tercinta.

"Papah belum pulang, Bun?" Tanya Restu yang saat ini sudah duduk anteng di meja makan seraya mlihat ibundanya yang sedang berkutat dengan alat dan bahan dapur.

"Belum, nak," jawab bunda Restu yang di maklumi oleh Restu.

Restu mengangguk di tempatnya berada. Hingga tiba-tiba Restu teringat akan tujuan dirinya kemari untuk apa. Restu berdiri dari duduknya, ia berjalan menghampiri bundanya yang tengah memotong rempah-rempah untuk nasi goreng yang akan di buatnya.

Cowok itu memeluk ibundanya dari belakang. Melingkarkan tangannya di perut ibundanya yang semakin kecil karena keadaan.

Bunda Restu tersentak hingga memukul lengan Restu dengan badan pisau. "Restu! Kamu bikin kaget bunda aja! Lepasin dulu ini bunda lagi masak!"

My Innocent Boyfriend (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang