25. memorable weekend

144 15 0
                                    

Mereka keluar dari ruangan dokter dengan Bian yang terus memegangi pipinya yang terasa ngilu dan sakit akibat giginya yang harus di cabut paksa karena goyang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka keluar dari ruangan dokter dengan Bian yang terus memegangi pipinya yang terasa ngilu dan sakit akibat giginya yang harus di cabut paksa karena goyang.

Di sampingnya Ratu dengan setia menuntun dan sekali-kali mengelus lengan cowok itu agar terlihat lebih tenang dan rileks.

Surya melirik ke arah Bian sebentar. Matanya tidak bisa berbohong bahwa cowok itu terlihat sekali khawatir akan kondisi seorang Biantara.

Terbukti kalau dirinya dengan cepat mengambil alih posisi Ratu yang harus menuntun Bian.

Ratu tersentak, kaget. Karena Surya dengan cepat menggeser tubuhnya dari sisi Bian.

Cewek itu memandang ke arah Surya tak terima. "Sur! Apa-apaan sih lo? Main dorong sembarangan orang aja!"

Surya meringis pelan. Ia lupa kalau sang pawang galaknya melebihi gajah ngamuk. "Iya maaf, Tu! Gue refleks. Biar Bian gue aja yang nuntun."

"Gak! Bian gak mau sama Surya!" Timpal Bian yang langsung mendorong Surya hingga cowok itu hampir saja terjatuh.

"Emang kenapa sih, Bi? Niat gue kan baik mau nolongin lo."

"Gak mau, ketek Surya bau! Pasti belum pake rexona kan? " Jawab Bian yang membuat mereka menahan untuk tidak meledakan tawanya.

Surya menyentil jidat Bian. Lalu cowok itu menggaet kepala Bian dan ia sembunyikan di ketiaknya yang kata cowok tadi belum pake rexona.

"Nih, nih, makan tuh ketek gue!" Ucap Surya tak terima sembari menekan kepala Bian untuk mencium ketiaknya lebih dalam.

"Ih, Surya! Ketek Surya bau! Lepasin gak?!" Bian memberontak, berusaha melepaskan diri dari pitingan Surya yang begitu kencang.

"Gak mau lah. Tadi siapa yang bilang ketek gue bau? Ketek wangi gini di bilang bau, cih!"

"Lepasin gak?! Bian mau muntah, ketek Surya bau banget!" Surya melotot tak terima. Dia semakin menekan kepala Bian hingga membuat cowok itu kesusahan bernafas di sana.

Restu, Ehsan, Gilang, dan Raif hanya tertawa melihat tingkah mereka seperti kucing dan tikus. Mereka tak minat untuk membantu memisahkannya karena ini adalah adegan lucu menurut mereka.

"Gimana, Bi? Enak kan ketek gue?" Surya tersenyum, bukan senyum manis melainkan senyuman penuh ejekan.

"Lepas! Lepas, ih!" Bian memukul lengan Surya yang mengapit kepalanya. "SURYA! LEPAS GAK?! KEPALA BIAN SAKIT, NIH!"

Bian berteriak kencang hingga membuat Surya segera melepaskan cengkeramannya pada kepala cowok itu.

Setelah berhasil terlepas. Bian mengambil gerakan pacak gulu untuk mengurangi pegal pada lehernya karena tadi sempat di piting oleh Surya.

"Leher Bian sakit, Surya! Udah deh Surya gak usah deket-deket Bian lagi!" Kata cowok itu sembari mendengus kesal.

"Yaelah, Bi. Kan gue khawatir sama lu makanya gue bantuin," kilah Surya.

My Innocent Boyfriend (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang