"Sstt, Bi! Permen mau gak?" Bisik Gilang saat mereka telah memarkir kan motor dengan rapi.
Bian menoleh menatap Gilang yang sudah menaik turunkan permen yang berada di tangannya. Seolah sedang mempermainkan dirinya.
Dengan antusias cowok itu mengangguk. Mengerjakan kedua matanya dengan lucu. Seperti seorang anak kecil yang tengah di tawarin oleh penjahat.
"Mau!!!" Sahut Bian cepat. Tapi Gilang langsung menyingkirkan permen itu dari hadapan Bian. Menyembunyikan nya di belakang badannya.
"Ish, Gilang! Tadi nawarin Bian permen, sekarang malah di singkirin dari Bian. Sebenarnya Gilang niat ngasih gak?!" Bian mengrucut kan bibirnya kesal. Mendengus tak suka karena Gilang mempermainkan dirinya.
Padahal tadi Bian sudah berharap lebih pada permen itu. Sudah tiga hari Bian tidak memakan permen. Mulutnya terasa pahit karena tidak ada permen yang menemani mulutnya.
"Sstt, jangan kencang-kencang! Entar kalau ketahuan Ratu bisa bahaya!" Peringat Gilang yang langsung menyadarkan Bian.
Bian menepuk jidatnya, lupa. Di sini ada Ratu, pasti cewek itu akan melarangnya untuk memakan makanan manis itu.
"Iya, iya. Bian bakal pelan-pelan. Tapi janji ya? Gilang bakal kasih permen itu ke Bian?" Kata Bian berbisik di sebelahnya.
Gilang mengacungkan ibu jarinya pertanda setuju. "Oke deh! Tapi Bian jangan bilang ke Ratu ya? Kalau permennya dapet dari Gilang?"
"Iya, iya! Cepetan sini! Mana permennya?!" Pinta cowok itu tak sabaran.
Gilang tersenyum. Ia memberikan permen yang ia beli tadi di supermarket. Sengaja Gilang belikan untuk Bian. Karen hari ini Gilang lagi baik hati dan baik ginjal. Tapi urat malunya belum baik.
Bian menerima permen itu dengan mata berbinar, gembira. Tiga hari ia tak memakan permen dan hari ini dirinya akan memakan permen yang di berikan Gilang. Sampai Bian tak sadar jika giginya tempo hari lalu sempat goyang dan berakhir ingin di cabut tetapi sang tersangka menolak untuk di cabut.
"Enak, Bi, permennya?" Bisik Gilang lagi pada Bian yang sudah membuka permen yang diberikan olehnya.
Baru saja Bian ingin memakannya. Tapi pertanyaan Gilang membuat Bian jadi berhenti dan menoleh kepada sang empu.
"Bian aja belum makan. Gimana mau tau rasanya, Gilang!!!" Gilang terkekeh mendengar suara Bian yang kesal padanya.
"Iya udah, sok di anuin!" Kata Gilang.
Mata Bian membeo, bingung. "Di anuin apa, Gilang?"
"Itu di makan," jawab Gilang yang di angguki Bian.
Bian dengan senang hati memakan permen yang diberikan Gilang dengan semangat. Tapi ia harus makan sembunyi-sembunyi supaya Ratu tak tau dirinya tengah makan manis-manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Boyfriend (ON GOING)
Romance[Genre : romance, komedi] Ini hanyalah kisah seperti umumnya dimana seorang laki-laki yang beruntung bertemu dan memiliki perempuan secantik pacarnya. Ketika mereka di permukaan untuk melengkapi bukan mem-bebani. Selain itu kalian juga akan di hibur...