30. ada apa dengan Bian?

231 18 12
                                    

"Ratu mau minum apa?" Tanya Bian yang menyembulkan kepalanya sedikit pada pintu kamar yang cowok itu buka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ratu mau minum apa?" Tanya Bian yang menyembulkan kepalanya sedikit pada pintu kamar yang cowok itu buka.

Ratu yang sedang memainkan handphonenya berhenti sejenak, menatap Bian yang berada di bibir pintu kamar milik cowok itu. "Terserah, Bian aja yang menting es ya, hehehehe."

Bian mengangkat jari jempolnya. Menunjukan ke Ratu sembari menyengir lebar. "Ok, tunggu ya!"

Ratu terkekeh dan mengangguk sebagai jawaban. Setelah Bian pergi, Ratu kembali bermain handphone miliknya. Menunggu Bian kembali untuk mengambilkan dirinya minuman.

Tak sengaja indera pendengaran Ratu menangkap sebuah suara yang berasal dari meja belajar Bian yang letaknya tak jauh dari tempat Ratu duduk.

Ratu mengernyitkan dahinya bingung. Nada deringnya beda, siapa? Pikir Ratu bertanya-tanya.

Seingat Ratu, Bian hanya memberi nada dering telepon yang berbeda untuk dirinya saja dan kenapa nada dering yang kali ini berbeda dari yang lainnya.

Bian bukan menggunakan nada dering yang mirip khsusus kontaknya maupun orang lain. Kali ini nada deringnya berbeda. Ratu jadi curiga ada apa-apa dengan Bian.

Maaf-maaf aja, Ratu itu sukanya penasaran. Apalagi menyangkut dengan Bian. Maka rasa penasaran cewek itu akan berubah menjadi 360° berbeda pada umumnya.

Ratu berdiri, melangkahkan kakinya menuju meja belajar Bian. Tangan nya menggapai benda pipih mungil milik Bian yang sejak tadi tak henti-hentinya berdering.

Ratu mengintip sedikit, nomor dari luar? Siapa gerangan yang menelpon Bian? Pikir Ratu di dalam hati. Ratu hanya mengetahui nomornya saja tidak dengan nama kontak orang yang menghubungi itu. Karena Bian menamai kontak tersebut hanya dengan sebuah stiker dinosaurus yang sedang menggaung '🦖'.

Pikiran Ratu melayang kemana-mana memikirkan hal negatif yang di lakukan Bian di belakangnya. Ah, tidak, Ratu harus membuang pikiran negatifnya.

Ratu tak berminat mengangkat telepon Bian karena menurutnya privasi pasangannya lebih penting daripada sifat egois kecemburuannya. Ia harus mengenyampingkan sifat curiga yang dirinya miliki.

Jika Ratu bisa bertanya langsung kepada Bian kenapa ia harus mencampuri urusan cowok itu. Lagipula Ratu percaya dengan Bian, jika cowok itu tidak akan melakukan hal macam-macam.

Ratu berniat kembali duduk seperti semula, tapi ia urungkan ketika mendengar dering handphone milik Bian yang terus berbunyi. Cewek itu mulai jengah dan mulai merasa terusik dengan suara  dering ponsel milik Bian.

Saat hendak mengambil telepon genggam milik Bian, tiba-tiba terdengar suara decitan pintu yang terbuka. Menampilkan sosok Bian yang membawa senampan yang berisikan minuman dan cemilan.

"Maaf ya Ratu, lama," ujar Bian sembari meletakkan nampan yang ia bawa di karpet berbulu yang tadi duduki Ratu.

Ratu tersentak kaget, menoleh ke arah Bian yang saat ini juga menatapnya. "Sini Ratu! Kenapa Ratu di situ?" Tanya Bian bingung.

My Innocent Boyfriend (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang