Semua anak Blaisz turun dari motor mereka masing-masing. Di ikuti dengan pasangan boncengan mereka di belakang. Kecuali Ratu yang sejak tadi entah kenapa feeling nya tidak enak.
Cewek itu yang peka dengan keadaan langsung saja meneliti teman-temannya satu persatu. Seperti ada yang kurang tapi apa?
Dirinya mengamati lebih jelas lagi siapa gerangan yang belum datang. Entah itu dari anak Blaisz sendiri atau teman-temannya saat ini. Tidak ada yang di curigai, sepertinya baik-baik saja.
Tapi sepertinya ada yang kurang, pikir cewek itu menatap jeli teman-temannya.
"Eh, woi! Si Surya sama si Divya mana?" Celetuk Gilang yang membuat mereka tersadar.
"Nah, iya, iya! Dimana tuh dua bocah? Tumben banget belum berangkat," sahut Ehsan. Ratu tersentak dengan cepat ia menggelengkan kepalanya, mengamati sekali lagi dan.... yeah! Surya dan Divya yang tidak ada.
"Mungkin lagi jajan kali di jalan," pikir Azkia berusaha untuk berpikir positif.
Elvina mengangguk, menyetujui ucapan Azkia. "Hooh, kemungkinan juga si Divya lagi ngurus adek nya kan? Lo pada juga tau si Divya udah gak punya siapa-siapa selain adek nya, Surya sama kita."
"Perasaan gue gak enak," gumam Ratu pelan namun masih bisa di dengar oleh semuanya. Apalagi Bian yang notabennya di sampingnya.
"Ada apa Ratu?" Tanya cowok itu bingung.
Ratu menggeleng, mengenyahkan perasaan buruk yang menyerangnya tiba-tiba. "Gapapa kok. Iya udah kita masuk duluan aja!"
Semua mengangguk, mengiyakan ajakan Ratu. Tapi saat mereka hendak melangkahkan kaki, sebuah mobil merchandise benz berwarna hitam memasuki pelataran parkiran SMA Atlantika.
Yang sontak saja membuat kaki mereka berhenti dan mengamati siapa gerangan sang pemilik mobil tersebut.
Jarang sekali ada murid Atlantika ke sekolah menaiki mobil. Kebanyakan murid-murid di sini akan mengendarai motor atau angkutan umum.
Di saat itu, kebetulan seorang perempuan dengan rambut yang di kucir kuda datang setelah mobil itu berhenti untuk parkir.
Ratu, Elvina, dan Azkia terkejut bukan main. Mereka tau siapa perempuan itu. Bahkan saat ini anak Blaisz juga samanya terkejut dengan mereka.
Itu, Divya! Yah, mereka yakin itu Divya.
Divya semakin dekat jaraknya dengan mereka dan berhenti ketika sudah di depan teman-temannya dan anak Blaisz.
"Loh, Div? Kok lo jalan atau naik angkutan umum?" Kata Restu membuka obrolan.
"Gue tadi naik angkutan umum," jawab Divya.
"Loh kok bisa? Emang si Surya kemana?" Kali ini Ratu yang mengambil alih pertanyaan.
Divya tersenyum kecut, hatinya tiba-tiba perih merasakan sesuatu. "Gak tau deh! Tadi bilangnya dia gak bisa jemput gue. Makanya gue naik angkot."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Boyfriend (ON GOING)
عاطفية[Genre : romance, komedi] Ini hanyalah kisah seperti umumnya dimana seorang laki-laki yang beruntung bertemu dan memiliki perempuan secantik pacarnya. Ketika mereka di permukaan untuk melengkapi bukan mem-bebani. Selain itu kalian juga akan di hibur...