Surya menatap aneh ke arah Bian. Dari mereka masuk ke rumahnya, Bian terus saja menempel pada Ratu. Memeluk gadis itu erat dan menyembunyikan kepalanya di bahu Ratu sembari berjalan di belakang cewek itu. Surya menatap Bian sedikit khawatir.
Pasalnya jika perilaku Bian seperti itu kepada Ratu-ah ralat bukan hanya kepada Ratu saja, tapi dengan mamahnya juga akan seperti itu jika sedang sedih atau sakit. Pasti mode manja dan cengeng laki-laki itu muncul.
"Itu si bayi kerdil ngapain nempel lu terus?" Tanya Surya melirik ke arah Bian yang hanya diam sedari tadi.
Ratu melotot, tak terima bayi besarnya di samakan dengan kerdil. "Giginya sakit," jawab Ratu singkat.
Surya terkejut, bahkan cowok itu cepat-cepat menghampiri Bian. Mengangkat kepala Bian, membolak balikan kepalanya untuk melihat keadaan cowok itu. Nampak sirat ke khawatiran yang mendalam di wajah Surya dan itu tak luput dari perhatian teman-temannya yang menatapnya biasa saja.
Menurut mereka, kejadian ini sering terjadi. Ketika Surya akan sangat khawatir dan amat sangat marah jika itu menyangkut perihal Bian. Bahkan waktu mereka kelas dua SMA, Surya pernah memukuli kakak kelas mereka hanya karena tak sengaja mendorong Bian sampai terjatuh.
Saat itu Surya benar-benar menjadi monster yang sangat menakutkan dan kejam. Cowok itu tak segan-segan memberikan bogeman sampai terluka parah. Walaupun sudah dijelaskan kejadian itu hanya tak sengaja, Surya tetap kekeh memukulinya sampai pingsan.
Alhasil perbuatan Surya yang seperti itu mengakibatkan dirinya di skors selama seminggu dan sekarang banyak yang tidak berani menyenggol cowok manis itu. Karena jika mereka sedikit menyenggol, pasti iblis penjaga Bian akan muncul dengan berujud Surya.
"Hei, Bi? Gigi lo sakit? Sebelah mana yang sakit? Kita ke rumah sakit sekarang ya?" Surya melontarkan berkali-kali pertanyaan untuk mengurangi rasa khawatirnya. Apalagi ketika melihat mata sembab Bian dan hidung merah Bian.
Bian menyingkirkan tangan Surya dari wajahnya. Menggosok hidungnya terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan Surya.
"Gak mau! Bian gak mau ke dokter!" Jawabnya di sertai gelengan tegas. Setelah itu Bian kembali menyembunyikan kepalanya di bahu Ratu yang wangi.
Surya menghela nafas sejenak. Menatap Divya yang saat ini juga menatap ke arahnya dengan rasa was-was dan takut jika papah Surya pulang ke rumah.
Tadi Divya sempat bernafas lega, karena papah Surya belum pulang. Tapi tetap saja rasa was-was itu hanya sedikit hilang saat Surya tadi meyakinkan dirinya.
Divya menggeleng, memberi kode 'biarkan' dengan gerakan kepalanya. Surya mengehela nafas lagi. Menasihati Bian sama halnya saja kita sedang menasihati sebuah patung. Kaku dan acuh.
Ratu tersenyum ketika melihat teman-temannya merasa khawatir pada Bian. Cewek itu mengelus rambut hitam Bian.
"Bentar, Bi. Bahu Ratu pegel." Ratu sedikit menggoyangkan bahunya, agar si bayi besar mau berpindah tempat terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Boyfriend (ON GOING)
Romance[Genre : romance, komedi] Ini hanyalah kisah seperti umumnya dimana seorang laki-laki yang beruntung bertemu dan memiliki perempuan secantik pacarnya. Ketika mereka di permukaan untuk melengkapi bukan mem-bebani. Selain itu kalian juga akan di hibur...